Title : One Day
Author : Debora Antika Putri aka Jo Twins
lenght : One shoot
Genre : romance
Main cast : Myungsoo, Kwangmin, Bora, Jeongmin
Other cast : tentukan sendiri xD
Aku
 mencoba membuka mataku dari mimpi indahku, malas rasanya aku harus 
terbangun disaat aku bisa memikirkan namja yang telah lama aku cintai, 
ne namja itu telah hinggap ke dalam hatiku selama 3 tahun lamanya, dan 
selama 3 tahun itu juga aku tak tau mengenai keberadaannya sekarang, 
padahal ingin sekali aku bertemu dengannya, ahh aku bisa gila karena 
setiap hari aku harus memikirkan namja yang bahkan tak mengenalku sama 
sekali, bahkan namaku wajahku saja mungkin dia tak mengenalinya, 
mengingat itu semua aku menjadi sangat sebal.
“bora-shi cepatlah bangun dan mandi , kau harus segera berangkat ke sekolah” kata eomma membuyarkan lamunanku.
“ahh..nae
 eomma...” kataku kepadanya tanpa merubah posisiku sekarang, dan 
tiba-tiba pikirkanku teringat kepada masa tiga tahun yang lalu, tepat 
saat aku mengenal dan mengaguminya untuk pertama kali.
Flasback POV
Aku
 berlari sekeras mungkin, mencoba menghindari kemarahan dari songsaenim 
yang akan mengajar di kelasku saat ini, songsaenim sangat sebal jika ada
 siswanya yang terlambat, ahh aku tak mau terkena sasaran kemarahan dari
 songsaenim galak itu.
Waktu menunjukan pukul tujuh pagi 
tepat, aigoo pasti gerbang sekolah telah ditutup, ahh apa yang harus aku
 lakukan sekarang, aku bisa gila saat ini.
Aku berlari 
sekeras mungkin hingga aku tak menyadari bahwa aku telah menabrak 
seorang namja tinggi, aigoo apa yang harus aku lakukan?
“ng...jeongmall mianhe, aku tak sengaja tadi” kataku sedikit menunduk.
“gwencana”
 katanya sambil tersenyum kepadaku, aigoo dia sangat tampan hingga 
membuatku terbius dengan ketampanannya. Ahh aku tak mengeti kenapa aku 
menjadi begitui gila kerana namja itu.
“aku harus pergi” 
katanya lalu berlari meninggalkanku, aku memperhatikannya dari kejauhan 
dan aku melihat dia memakai seragam yang sama dengan seragam smp yang 
aku kenakan, aigoo aku lupa, aku harus segera bergegas menuju ke 
sekolah.
Aku memasuki ruangan kelasku sedikit ragu dan 
takut, aku yakin seongsaenim pasti marah kepadaku karena aku telah 
terlambat mengikuti pelajarannya.
“jeongmall mianheyo songsaenim saya terlambat mengikuti kelas anda” kataku sedikit tertunduk.
“gwencana,
 duduklah” katanya sopan, aigoo aku tak percaya dengan apa yang aku 
dengar saat ini, namun aku sangat bahagia karena hari ini adalah hari 
keberuntunganku.
Aku duduk dan mengikuti pelajaran yang 
diberikan songsaenim kepadaku, ahh entah mengapa pikiranku tak bisa 
berkonsentrasi mengikuti pelajaran yang disampaikan oleh songsaenim, aku
 terus memikirkan namja itu.
Semakin lama aku semakin 
penasaran oleh namja itu hingga akhirnya aku memutuskan untuk mencari 
identitasnya, ternyata dia adalah jo kwang min, dia adalah murid kelas 
2, dan artinya dia adalah kakak kelasku yang berjarak satu tahun dari 
ku, dia mempunyai seorang saudara kembar bernama jo young min, mereka 
berdua sangat mirip bahkan mereka berdua bisa dibilang identik karena 
kemiripan yang mereka punyai, namun entah mengapa aku sangat menyukai jo
 kwang min, dia namja yang mempunyai banyak kelebihan di mataku, sejak 
saat itulah aku selalu mencintainya, namun aku sangat sedih saat setahun
 kemudian, tepatnya saat aku menginjak kelas dua , kwangmin memutuskan 
untuk pindah ke Busan karena mengikuti bisnis orang tuanya yang 
dipindahkan ke perusahaan cabang di Busan, dan itu membuatku sangat 
sedih, aku sangat mengaguminya namun dia justru pergi meninggalkanku 
tanpa mengenalku terlebih dahulu.
Flashback POV End
Aku
 memandangi diriku di depan kaca, entah mengapa aku merasa sangat malas 
untuk berangkat ke sekolah saat ini, padahal ini hari pertamaku masuk di
 kelas satu sma, tapi menurutku sekolah terasa sangat membosankan karena
 tidak ada kwangmin lagi, ahh padahal aku sangat mencintai kwangmin 
namun kenapa dia harus pindah ke busan? Kenapa dia harus meninggalkanku 
sendirian?
“dongsaengku tak berhentinya mengaca, liatlah jam dinding sudah menunjukan setengah 7pagi” kata oppaku mengagetkanku.
“wae? Ada apa oppa? Kau jangan menggodaku, aku sedang tak ada niat untuk bercanda” jawabku seadanya.
“anio oppa tak menggodamu, aku hanya ingin melihat dongsaengku yang yeoppo ini” katanya sambil tersenyum tertahan.
“oppa, aku ingin sekali mengigitmu kalau aku bisa” kataku sebal.
“hahaha,
 jangan dong saeng, oia eomma menyuruhmu turun untuk sarapan” kata 
jeongmin oppa lalu pergi meninggalkanku dan mulai turun di lantai bawah.
Setidaknya
 sekarang aku memiliki keluarga untuk meneruskan semangat hidupku, 
kenapa aku hampir gila hanya karena seorang namja, nampaknya aku harus 
melupakan kwangmin dan memulai lembaran baru dalam hidupku, aku harus 
bisa melupakan kwang min. Aku pun turun kelantai bawah dan melihat eomma
 , appa dan jeong min oppa sedang asik menikmati makanannya.
“changia, kau terlihat sangat capek” kata eomma kepadaku.
“anio
 eomma nan gwencana” kataku pelan lalu duduk dan mulai menyantap 
makananku yang nampaknya telah disediakan eomma khusus untukku tadi.
Entah
 mengapa aku juga tak ingin makan, rasanya aku sedang tidak ada nafsu 
untuk makan, aku tak tau harus melakukan apa saat ini.
“oppa
 cepatlah, kenapa kau lama sekali? Aku bisa terlambat tahu kalau oppa 
selama ini” kataku sambil teriak kepada jeong min oppa yang sedari tadi 
tak keluar dari kamarnya.
“nae tunggulah, kenapa kau tak 
sabar sedikit?” kata jeongmin oppa saat dia sudah selesai keluar dari 
kamarnya lalu kami mulai berangkat ke sekolah, nae berhubung aku berada 
di sekolah yang sama dengan jeongpa yang saat ini berada di kelas tiga 
sma.
Kamipun mulai sampai di sekolah untung sekali gerbang
 belum ditutup aku meningalkan jeongmin oppa dan mulai masuk ke dalam 
kelasku.
“wae bora, kenapa kau terlihat sangat capek?” tanya soo kyo kepadaku, aku memandangnya datar kemudian duduk disampingnya .
“Anio soo kyo-ah, aku hanya sedang sedih” kataku murung.
“wae??
 Apa karena kwangmin?” tanyanya kepadaku, membuatku mengangguk pelan,  
memang hanya kwangmin yang mampu membuat hatiku tak karuan seperti ini.
“bora-ah,
 kau boleh saja mencintai kwang min, tapi kau tak boleh menutup hatimu 
bagi namja lain, kwang min sekarang sudah pindah ke busan, bahkan aku 
tak tau apakah suatu saat nanti dia akan kembali ke seoul lagi, jadi 
sebaiknya kau segera lupakan kwangmin dan membuka lembaran baru hidupmu 
bersama dengan namja lain, myungsoo juga sangat mencintaimu” kata soo 
kyo sambil menunjuk ke arah myungsoo yang sedang asik dengan bukunya, 
aku hanya bisa mendesah pelan, apakah aku bisa melupakan namja yang 
sangat berarti bagiku.
“molla soo kyo-ah, aku tak tau, aku
 sudah berusaha sekeras mungkin untuk melupakannya namun sepertinya 
usahaku sia-sia, aku tak bisa menghapus dia dari hatiku, tidak bisa 
bahkan hanya semenitpun” kataku putus asa.
Perkataanku 
terpenggal saat songsaenim mulai masuk ke dalam kelasku membuatku harus 
mengikuti pelaaran yang songsaenim pelajaran kepadaku, ahh andai saja 
aku bisa kabur dari sekolah ini.
MyungSoo POV
Aku
 memandangi ke arah bora, entah mengapa dia terlihat sangat capek, itu 
adalah hal yang paling aku takutkan aku tak mau bora sampai 
kenapa-kenapa, entah mengapa mataku tidak hentinya berhenti 
memandanginya, aku sangat senang bisa melihatnya, namun aku juga sedih 
jika dia terlihat sangat capek, andai bora mengetahui perasaanku, aku 
telah lama mencintainya, tepatnya saat aku kelas satu smp, saat aku baru
 pertama kali bertemu denngannya.
Namun aku sangat sedih 
karena ternyata bora mencintai jo kwang min, lelaki yang tampan dan kaya
 berbeda denganku namja yang hanya memiliki cinta yang tulus kepada 
bora, andai saja bora mampu melupakan kwang min dan mulai mencintai aku 
seperti aku mencintainya.
“apa yang kau fikirkan myung soo-ah” tanya hoya disampingku mengagetkanku.
“anio, aku tak memikirkan apapun” kataku singkat sambil terus memandangi buku.
“mwo? Padahal aku melihat kau sedari tadi memandangi bora-shi, kau masih mau berbohong?” tanya hoya semakin mengejekku.
“anio sudahlah, aku tak mau dihukum oleh songsaenim hanya karena aku terus bercakap denganmu” kataku sambil tersenyum mengejek.
Hoya
 lalu manyun dan mulai memperhatikan pelajaran yang diberikan oleh 
songsaenim, sementara aku tak hentinya memandang yeoja indah itu, bora 
kapan kau akan menjadi milikku???
Myungsoo POV End
Skip
Bora POV
Aku
 melangkahkan kakiku meninggalkan ruang kelas dan menuju ke kantin, 
namun langkahku terhenti saat di lapangan basket aku melihat myungsoo 
sedang asik dengan permainan bola basketnya, dia memang tampan dan 
pintar, namun entah mengapa aku tak bisa mencintainya, aku sedang asik 
melamun saat bola tiba-tiba menghantam keras wajahku dan membuat 
pandangan mataku kabur hingga akhirnya aku mulai pingsan dan tak 
sadarkan diri.
Bora POV End
MyungSoo POV
Aku
 sangat bersemangat saat aku melihat bora memperhatikanku disisi kiri 
lapangan, entah mengapa aku sangat gembira dia melihatku seperti itu, 
aku lalu mengoper bola kepada temanku hingga aku tak sadar bahwa 
ternyata bola yang aku serve mengenai wajah bora, aigoo apa yang harus 
aku lakukan? Aku memukul yeoja yang aku cintai.
Akupun segera berlari meninggalkan lapangan dan menuju ke arah bora.
“bagaimana bisa kau memukulnya myungsoo-ah?” tanya soo kyo kepadaku.
“mianhe
 soo kyo-ah, aku tak sengaja melakukan itu, sebaiknya sekarang biar aku 
bawa dia ke ruang uks, biar uisa menanganinya” kataku lalu mulai 
menggendong bora.
“aku ikut” kata soo kyo memaksa.
“andwe, tidak usah, biar aku saja , kau sebaiknya mengikuti pelajaran” kataku lalu membawa bora ke dalam uks.
Uisa
 telah memeriksa keadaanya untungnya tidak ada luka serius yang menimpa 
dirinya, aku hanya perlu menunggu dia sadarkan diri, aku sangat senang 
berada didekatnya, aku memandang wajahnya yang mungil itu, dia terlihat 
sangat cantik bahkan saat dia tertidur, tak berapa lama kemudian bora 
mulai membuka matanya pelan.
“ahh..aku dimana ini???” katanya sambil mengerang kesakitan dan memegang kepalanya.
“kau ada di uks” kataku pelan, dia terkaget dia lalu mulai memandangku.
“myungsoo-ah, kenapa kau bisa ada disini?” tanyaku kepada nya.
“kau pingsan karena aku, jeongmall mianheyo bora-ah” kataku sambil menunduk.
Dia memandangiku sambil tersenyum manis, ahh dia menjadi semakin manis di mataku, aku juga semakin menyukainya.
“gwencanayo myungsoo-ah, aku mengerti, semua ini hanyalah kecelakaan” katanya bijaksana kepadaku.
“gumawo bora-ah” kataku pelan.
Aku sanagat bahagia bora melihatmu, bahkan walau kau tak mengerti besarnya rasa cintaku untukmu.
Myungsoo POV End
Bora POV
Aku
 terbangun dan entah kenapa kepalaku menjadi sangat pusing, sepertinya 
aku barusan terkena pukulan dari benda yang sangat kuat sehingga 
membuatku tak sadarkan diri, aku memegangi kepalaku dan aku sangat 
terkaget saat melihat myungsoo di sampingku, bagaimana bisa dia ada 
disini? Dia yang membuatku pingsan, namun tidak apa-apa aku mengerti dia
 tak sengaja melakukan itu semua, lagi pula aku tau myungsoo adalah 
namja yang sangat baik. Dia sangat lembut dan perhatian hingga aku 
memutuskan untuk melupakan kesalahannya kepadaku.
Aku 
merasa sangat pusing, hingga akhirnya aku diantarkan pulang oleh 
Myungsoo, sementara jeongmin oppa kebingungan dengan keadaanku namun aku
 tak ingin jeongpa menjadi sangat kuatir kepadaku, dia kan sudah kelas 
tiga, jadi dia harus memikirkan ujiannya dari pada keadaanku, dia 
memaksaku untuk pulang bersamanya, namun aku memilih diantarkan oleh 
myungsoo pulang ke rumah.
Dia mengantarkanku sampai ke 
rumah, dia adalah namja yang baik dan bertanggung jawab entah mengapa 
ada desiran aneh di hatiku, namun semua ini tak mungkin terjadi aku 
sudah lama mencintai kwang min oppa, keberadaannya tidak bisa 
tergantikan oleh siapapun termasuk myungsoo.
Skip
Hari
 demi hari aku menjadi semakin dekat dengan Myungsoo, entah mengapa 
sejak insiden bola basket itu aku menjadi sangat nyaman bila berada 
disampingnya, dia adalah namja yang pintar dengan luasnya wawasan yang 
dia punyai, membuatku semakin nyaman bila berada disampingnya. Aku 
memulai pagi dengan semangat dan mulai berangkat ke sekolah bersama 
dengan jeongmin oppa.
“Sepertinya sekarang kau dekat sekali dengan myungsoo?” selidik jeongmin oppa kepadaku.
“nae oppa, dia sangat baik kepadaku” kataku dengan senyum lebar.
“apakah kau mencintainya?” tanya jeongmin oppa kepadaku.
“molla
 oppa, aku merasa aku mulai menyukainya, namun saat aku teringat kwang 
min hatiku menjadi sangat sakit dan mulai tak yakin kalau aku mulai 
menyukai myungsoo” kataku pelan.
“kau boleh dekat dengan myungsoo, tapi kau tak boleh mencintai kwang min” kata jeongmin oppa ketus kepadaku.
“wae oppa? Kenapa oppa selalu sebal saat aku bercerita tentang jo kwang min?” tanyaku penasaran.
“anio, oppa hanya tak suka dengannya” katanya pelan.
“wae? Dari dulu oppa selalu tak suka dengannya? Apa alasan oppa tak suka dengannya” kataku kepadanya.
Kamipun sampai di sekolahan dan jeongmin oppa segera turun dari motornya dan mulai meninggalkanku sendiri.
“oppa
 sangat tidak suka kau memikirkan kwangmin, karena sampai kapanpun oppa 
tak akan menyetujui kau dengan kwang min” kata jeong min oppa lalu mulai
 pergi meninggalkanku yang sedang tak percaya dengan kata-kata yang 
diucapkan dengan jeongmin oppa, kenapa jeongmin oppa begitu benci dengan
 kwang min, apakah ada alasan dibalik ini semua?
“kenapa kau melamun?” tanya myungsoo mengagetkanku.
“ngg..ania...myungsoo-ah” kataku kepadanya.
“ahh..kau pasti melamunkanku ya?” tanya myungsoo menggodaku.
“ania,
 kenapa kau menjadi sangat percaya diri myung soo-ah?” kataku lalu 
tersenyum kecut ke arahnya, dia hanya tersenyum ke arahku, lalu kami 
mulai masuk ke dalam kelas kami dan aku mulai duduk disamping soo kyo.
“kau sekarang menjadi sangat dekat dengan myungsoo-ah?” tanya soo kyo kepadaku.
“ng..nae,, sekarang aku memang dekat sekali dengan myung soo “ kataku kepadanya.
“oh ya bora-ah, aku mendengar ada dua namja yang akan dipindahkan ke sekolah ini” kata soo kyo bersemangat.
“nuguya soo kyo-ah?” tanyaku penasaran.
“dia kakak kelas di sekolah ini, mereka pindahan dari Busan” kata soo kyo kepadaku.
“busan?
 Jangan-jangan mereka adalah jo kwang min dan jo young min?” tanyaku 
kepada soo kyo sedikit senang namun entah mengapa hatiku menjadi 
berdebar tidak karuan.
“ng..sudahlah soo kyo-ah, kau tak perlu memikirkan kwang min lagi” kata soo kyo kepadaku.
Ahh
 entah mengapa aku merasa sangat yakin bahwa namja itu adalah kwang min,
 namja yang telah lama aku impikan untuk berada di sampingku, aku 
berharap kau akan segera kembali disisiku pangeranku.
Bel 
istirahat berbunyi, aku, myungsoo dan soo kyo mulai berjalan menuju 
kantin, dan kami sangat kaget ketika melihat dua murid baru itu, aku 
mengusap mataku tak percaya, apakah aku bermimpi hari ini? Itu 
benar-benar mereka, aku sangat bahagia sekarang.
“soo kyo-ah, lihatlah yang kubilang namja itu benar-benar jo kwang min dan jo young min” kataku semangat.
“nae, ternyata kau benar , aku tak percaya mereka kembali kesini setelah lama mereka tinggal di Busan” kata soo kyo kepadaku.
Lalu kemudian myungsoo pergi meninggalkanku, entah mengapa dia sangat aneh dan pergi begitu saja meninggalkan kami.
Bora POV End
Myungsoo POV
Mwo?
 Ternyata dia adalah kwang min, kakak kelas yang sudah lama bora cintai ,
 Tuhan kenapa dia harus kembali lagi ke Seoul , kenapa dia harus hadir 
lagi dalam kehidupan bora lagi? Aku sangat tidak ingin dia kembali lagi 
ke Seoul.
“Wae? Kenapa kau terlihat sangat murung?” tanya hoya kepadaku.
“Anio, nan gwencana” jawabku singkat.
“Oya
 ada seorang namja mencarimu” kata hoya kepadaku lalu mengajak seorang 
namja datang menemui ku namja itu adalah oppa dari bora, Jeong min hyung
 datang menghampiriku.
“kau myungsoo-ah?” tanyanya kepadaku.
“Ahh nae, nan myungso imnida” jawabku ramah , dia lalu duduk disampingku dan memandang datar ke arah lapangan.
“ada yang ingin hyung bicarakan denganmu” katanya kepadaku.
“nae, wae hyung?” jawabku sedikit bingung.
“jagalah bora-ya, aku sangat menyayanginya, aku yakin kau mampu mnjaga bora-ya” katanya tanpa merubah pandangannya.
“aku
 juga sangat menyayanginya hyung, tapi dia mencintai namja lain, dia 
mencintai kwang min hyung” kataku kepadanya dengan mendesah panjang.
“tapi aku tak setuju dia dengan kwang min, aku lebih setuju jika dia dekat denganmu” katanya tegas.
“wae hyung? Kenapa hyung tidak mengijinikan dia bersama dengan kwang min hyung?” selidiknya kepadaku.
“ada
 alasan khusus, yang jelas aku tak akan mengijinkannya dengan kwang min”
 katanya lalu mulai pergi meninggalkanku, kenapa jeongmin hyung sangat 
membenci kwang min hyung? Apakah ada alasan khusus di balik semua ini 
sehingga membuat jeong min hyung sangat membenci kwang min hyung? Ahh 
molla aku sudah sangat pusing dengan semua ini.
Myungsoo POV End
Bora POV
Aku
 sangat terburu-buru ke kamar mandi hingga aku tak sadar aku telah 
menabrak seorang namja dan dia adalah kwang min, situasi kami sama 
seperti waktu pertama kali kami bertemu.
“kau hobi sekali menabrakku bora-ya?hehe” katanya sambil tersenyum kepadaku.
“ng..kau tau namaku?? Mian aku tak sengaja” kataku dengan nada sedikit tidak percaya.
“nae, tentu saja aku sangat mengenalmu” katanya kepadaku.
“ng...aku pergi dulu ya, songsaenim sudah menunggu, annyeong bora-ya” katanya lalu pergi meninggalkanku, yang
masih tak percaya dengan pendengaranku, dia ternyata selama ini mengenalku, aigoo betapa bahagianya aku, mungkin
ini adalah hari paling menggembirakan dalam hidupku.
Bora POV End
Kwang Min POV
Aku
 menabrak bora, situasinya sama seperti dengan setahun yang lalu saat 
dia pertama kali kami bertemu, aku sudah mengetahui siapa dia karena dia
 adalah dongsaeng dari jeongmin hyung namja yang pernah meninggalkan 
goresan luka di hatiku, ahh aku jadi sangat sebal dengannya, namun aku 
bisa berbuat apa untuk membalaskan dendamku kepadanya, apakah aku harus 
membalaskan dendamku kepada bora-ya, namun kasihan bora-ya dia sangat 
cantik dan manis, sangat sayang jika dia harus menjadi dongsaeng dari 
namja busuk seperti jeongmin  hyung.
“apa  yang kau fikirkan kwang min-ah?” tanya young min hyung kepadaku.
“anio hyung, aku tak memikirkan apapun” kataku kepadanya.
“oya, kau bertemu dengan jeongmin hyung dan bora-ya disini? Mereka benar berada di sekolah ini” tanyanya kepadaku.
“sudahlah hyung jangan sebut nama mereka, aku jadi sebal karena itu, tapi tadi aku bertemu dengan bora-ya” kataku pelan.
“jeongmall? Ahh sayangnya aku belum menemuinya” kataku kepadanya.
“wae hyung? Apakah kau ingin bertemu dongsaeng dari namja busuk itu” kataku lirih.
“nae, kwang min-ah, kau tau kan apa yang kufikirkan saat ini?” tanya young min hyung kepadaku.
“anio,
 wae??” tanyaku, youngmin hyung kemudian datang kepadaku dan membisikan 
sesuatu di telingaku, membuatku menjadi bersemagat untuk membalaskan 
dendamku kepada jeongmin, awas saja kau namja brengsek tunggu 
pembalasanku.
Kwang min POV End
Skip
Bora POV
Hari
 ini adalah tepat sebulan sesudah namja yang kucintai kembali lagi ke 
Seoul, hal yang sangat menggembirakan bagiku bisa bertemu lagi dengannya
 setelah 3 tahun aku menunggunya, tapi disisi lain aku juga merasa 
sangat sedih ketika myungsoo mulai menghindariku, sebulan ini dia tidak 
seperti biasanya, dia menjadi sangat pendiam dan ketika aku 
menghampirinya dia justu pergi meninggalkanku, wae? Kenapa dia seperti 
itu? Hal itu membuatku sangat sedih dan entah mengapa aku merasa sangat 
kehilangannya. Aku sangat kehilangan kehangatannya, ahh Tuhan semoga dia
 tak begini terus kepadaku.
“Kau sedang memikikan apa 
chagia?” tanya seorang namja kepadaku, aku mendongakkan kepalaku dan aku
 mendapati kwang min oppa di depanku dan tersenyum kepadaku.
“anio
 oppa, ng,..bagaimana bisa kau disini” kataku sedikit gugup, jujur aku 
sangat bahagia sekarang ini, aku tak tau harus mengatakan apa sekarang.
“aku
 memanggilmu dari tadi, tapi kau tak mendengarku, sekarang temani aku 
makan” kata kwang min oppa lalu memegang tanganku dan menggandengku 
untuk berjalan mengikutinya, kenapa dia tiba-tiba sangat baik kepadaku, 
dan kemana dengan young min oppa? Biasanya mereka berdua kan selalu 
bersama.
Lalu kamipun sampai di kantin, suasana kantin 
pagi itu sangat ramai, aku duduk disisi kanan kantin dan mulai salting 
karena aku harus bertatapan muka dengan namja yang sangat aku sayangi 
selama ini, mataku berkelling kampus dan aku mendapati myungsoo sedang 
makan disitu, dia menatapku tajam dan tatapan itu mengisyaratkan kalau 
dia sangat membenciku, tak lama kemudian dia berjalan meninggalkan 
kantin, aigoo kenapa hatiku terasa sangat sakit? Aku sangat sakit 
melihat tatapan myungsoo, aku tak mau myungsoo memandangku seperti ini, 
aku tak mau myungsoo membenciku, aku tak bisa, air mata rasanya sudah 
hampir keluar dari pelupuk mataku, aku sangat sedih melihat myungsoo 
seperti itu.
“wae? Apa kau tak suka bersamaku?” tanya kwang min mengagetkanku.
“anio oppa...aku hanya....” kataku bingung.
“hanya apa?” tanyanya kepadaku.
“anio oppa, sekarang kau makanlah” kataku kepadanya sambil tersenyum, kwang min oppa lalu makan dan untungnya
dia tak bertanya lebih lanjut tentang hal itu ,Tuhan aku sangat terluka melihat tatapan myungsoo.
Bora POV End
Myungsoo POV
Aku
 melihat bora-ya sedang bergandengan tangan dengan kwang min hyung, 
entah mengapa hatiku terasa sangat sakit, Tuhan apakah semua ini adil 
bagiku? Aku telah lama mencintai namja itu dan kenapa sekarang dia 
berjalan dengan namja lain? Hatiku terasa sangat sedih, ingin sekali aku
 menangis saat ini, aku tak tahan melihat kedekatan mereka.
“kenapa kau disini? Kenapa kau tak bersama dengan bora-ya?” tanya jeong min hyung mengangetkanku.
“anio hyung, bora-ya sedang bersmaa dengan kwang min hyung” kataku pelan sambil menundukan wajahku semakin dalam.
“kenapa
 dia bisa bersama dengan kwang min? Kau tak boleh membiarkannya dekat 
dengan kwang min” katanya dengan nada suara sedikit meninggi.
“wae
 hyung? Kenapa kau sangat membenci kwang min hyung? Kenapa hyung tak 
ijinkan saja dia bersama dengan kwang min hyung? Bukankah bora-ya lebih 
mencintai kwang min hyung dibanding aku?” kataku putus asa.
“anio,
 aku tak akan mungkin biarkan dia bersama dengan kwang min , sampai 
kapanpun aku tak akan ijinkan, aku sangat membenci kwang min” kata jeong
 min marah.
“wae hyung? Apakah hyung punya alasan yang 
sangat kuat hingga tak ijinkan bora-ya bersatu dengan kwang min hyung?” 
kataku melemah.
“nae, aku mempunyai alasan yang sangat 
kuat hingga sampai kapanpun aku tak akan pernah ijinkan mereka bersatu” 
kata jeong min hyung lalu mulai pergi meninggalkanku.
Tuhan
 sebenarnya apa yang terjadi? Semua ini membuatku semakin bingung saja, 
aku tak tau harus bagaimana? Ingin rasanya aku berteriak 
sekencang-kencangnya bahwa aku sangat mencintai bora-ya, Tuhan rasa 
cinta ini benar-benar menyiksaku.
Myungsoo POV End
Bora POV
Aku
 kembali ke kelasku, aku masih kaget dengan semua ini, kwang min oppa 
tiba-tiba menjadi sangat baik kepadaku, apakah semua yang aku alami 
adalah mimpi, tapi disisi lain aku merasa sangat sedih melihat perubahan
 drastis dari myungsoo dia terlihat sangat memenciku, apa salahku hingga
 dia menjauhiku seperti saat ini.
Saat aku sedang duduk 
aku melihat myungsoo masuk ke dalam kelas, aku mencoba tersenyum sekilas
 dan myungsoo mengacuhkanku dengan pandangan bencinya dan mulai duduk di
 kursinya, entah mengapa aku merasa sangat sedih,
Tuhan kenapa 
myungsoo begitu jahatnya padaku, aku tak peduli aku harus berbicara 
denganya megenai perubahan sikapnya, apapun yang terjadi aku harus 
berusaha mengembalikan senyuman myungsoo seperti dulu.
Bel sekolah
 berbunyi, aku masih terdiam di bangkuku, aku menunggu anak-anak lain 
keluar dan mencoba untuk berbicara 4 mata dengan myungsoo, selang berapa
 lama kemudian hanya  tersisa aku dan myungsoo, aku menghampirinya, dia 
mencoba untuk pergi namun aku berhasil memegangang lengan myungsoo, dia 
melihatku dengan tatapan bencinya, ahh hatiku merasa sangat terluka 
melihat dia seperti ini.
“jakkamanyo myungsoo-ah, wae?? 
Kenapa kau sangat berubah kepadaku?” tanya ku sambil menunduk, jujur aku
 menunduk karena aku ingin menahan agar air mataku yang sudah ada 
dipelupuk mataku ini tidak keluar.
“wae?? Bukakah kau tak 
peduli kepadaku” katanya perih, entah mengapa aku tak bisa menahan air 
mataku lagi, tanpa aku sadari air mata ku sudah membanjiri pipiku, aku 
merasa sangat sedih myungsoo bersikap begitu dinginnya kepadaku, wae?? 
Apakah aku sudah mulai menyukai myungsoo? Apakah aku sudah mulai 
mencintainya? Apakah perlahan dia sudah bisa menggantikan posisi kwang 
min oppa di hatiku?
“anio, aku sangat peduli kepadaku, tapi kau terlihat sangat membenciku” kataku sambil menangis tersedu-sedu.
“anio,
 aku tak membencimu, uljima” kata myungsoo lalu mulai menghapus air mata
 yang membasahi pipiku, sentuhan tangannya membuat jantungku berdetak 
lebih cepat dari biasanya dan aku tak tau harus bagaimana sekarang.
“jeongmall??” tanyaku tidak percaya.
“nae,
 sekarang pulanglah, kwang min hyung sudah menunggumu di luar” katanya 
sambil menunjuk ke arah kwang min oppa yang sedang menungguku di depan 
ruang kelasku , lalu sesaat kemudian myungsoo pergi meninggalkanku 
begitu saja, aku pun menghapus air mataku dan mulai mendekat ke arah 
kwang min oppa.
“kau sudah selesai?” tanya kwang min oppa sambil tersenyum manis kepadauku.
“ng..nae oppa” kataku pelan.
“sekarang
 kita pergi makan dulu changia, sebelum aku antarkan kau pulang ke 
rumah” kata kwang min oppa kepadaku lalu mulai menggandeng tanganku 
untuk mengikutinya.
Kamipun sampai di restoran yang berada
 tak jauh dari sekolahku, restoran ini terkenal sangat mahal, dan aku 
tau kwang min oppa memang berasal dari keluarga yang sangat kaya raya.
“kau ingin makan apa?” tanya kwang min oppa sambil tersenyum memandangku.
“terserah
 oppa saja” kataku pelan, lalu kwang min mulai memesankan pesanan kami, 
tak berapa lama kemudian pesanan kami datang. Entah mengapa aku merasa 
sangat tidak nafsu dengan makanan ini, aku terus menerus memikirkan 
myungsoo, aku masih memikirkan kehangatan yang mampu menenangkanku dan 
aku juga berfikir kenapa jantungku berdetak tak lebih keras dari 
biasanya jika aku berada di dekat kwang min oppa, wae?? Apakah karena 
aku sudah mulai melupakan kwang min oppa dan aku sudah mampu mencintai 
myungsoo dalam hatiku, aku benar-benar merasa bingung saat ini.
“wae apa yang kau fikirkan ?” tanya kwang min oppa kepadaku.
“anio oppa, aku tak memikirkan apapun” kataku pelan
“apakah kau tak suka makanannya?” tanyanya lagi.
“anio oppa, ini sangat enak” kataku sambil tersenyum dipaksakan
“kalau
 begitu makanlah bora-ya, aku tak ingin kau sakit karena kau terlambat 
makan” kata kwang min oppa dengan perhatiannya, dan aku hanya memakan 
sedikit saja karena aku masih memikirkan myungsoo, aigoo aku bisa gila 
dengan semua ini.
Kwang min oppa mengantarkanku tiba di 
rumah , dan aku melihat jeongmin oppa sedang berada di depan rumah, dia 
memandang tajam ke arah kwang min oppa, begitu pula dengan kwang min 
oppa tak selang berapa lama kemudian kwang min oppa mulai meninggalkan 
rumahku, tetapi jeongmin oppa masih menatap tajam punggung kwang min 
oppa sampai dia benar-benar pergi, jeongmin oppa tak mengatakan apapun 
padaku, wae? Apakah dia marah kepadaku. Kenapa semuanya mengandung 
misteri ?? kenapa misteri ini sangat sulit untuk kupecahkan, sebenarnya 
apa yang terjadi dengan mereka semua , aku ingin jawaban yang pasti di 
balik ini semua.
Bora POV End
Kwang min POV
Aku
 merebahkan tubuhku di tempat tidur, aku mulai memutar otakku 
membayangkan kejadian yang telah lalu, aku membayangkan tatapan jeongmin
 hyung yang begitu tajamnya menghujatku, ingin sekali aku memukulnya 
saat itu, namun semua itu tidak mungkin untuk kesuksesan misi (emangnya 
organisasi? LOL) ku dengan young min hyung.
“apa yang kau fikirkan kwang min-ah?” tanya young min hyung kepadaku lalu kemudian ikut merebahkan dirinya disampingku.
“aku
 tadi mengantarkan bora-ya ke rumahnya, dan aku melihat namja brengsek 
itu, dia menatapku tajam, sepertinya dia sangat tak suka aku bergaul 
dengan dongsaengnya” kataku pelan dan menarik nafaku panjang.
“tenanglah
 kwang min-ah yang terpenting sekarang adalah kau tidak mencintai 
bora-ya, jangan sampai peristiwa yang sama terjadi untuk kedua kalinya, 
aku tak ingin dongsaengku terluka” kata young min hyung bijak, nae yang 
dikatakan youngmin hyung memang benar, aku tak boleh sampai mencintai 
bora-ya, kalau sampai itu terjadi aku bagaikan keledai yang terjerumus 
dalam lubang yang sama.
Dan kepalaku berputar, tak berapa 
lama kemudian aku mengingat peristiwa tiga tahun yang lalu, dimana 
terjadi peristiwa yang sangat pahit yang menyiksa hatiku, sejak itulah 
mulai terukir goresan luka hatiku kepada jeongmin hyung.
Flashback POV
“apa
 yang kau katakan, apakah kau benar-benar ingin berpisah denganku” 
kataku sedikit terisak , aku tak percaya dengan pendengaranku, lalu apa 
arti dua tahun hubungan yang telah kita jalani selama ini.
“nae,
 jeongmall mianheyo kwang min-ah, aku menyukai namja lain, aku tak mau 
menyakiti hatimu lebih dalam, aku harap suatu saat nanti kau akan 
temukan yeoja yang jauh lebih baik dan lebih menyayangimu dari pada aku”
 kata so eon kepada ku membuatku hanya terdiam terpaku.
“tapi tak ada yeoja yang lebih baik darimu so eon-ah” kataku sambil memegang erat tangannya.
“anio
 kwang min-ah, aku sudah mencintai jeong min oppa, mianheyo aku sungguh 
tak bisa mempertahankan hubungan ini” katanya lalu melepas tanganku dan 
pergi meninggalkanku.
Tak terasa air mata membasahi mataku
 dan aku menagis tersedu-sedu, di usiaku yang masih 14 tahun ini aku 
hanya mencintai dia seorang, hanya dia yeooja idamanku selama ini. Tapi 
kenapa ? dia justru pergi meninggalkaku untuk jeong min hyung, kenapa 
jeong min hyung begitu jahatnya kepadaku? Bukankah dia mengatakan padaku
 bahwa aku sudah seperti  dongsaengnya sendiri, tapi dengan teganya dia 
merebut yeojachinguku.
Seiring berjalannya waktu, jeongmin
 hyung dan so eon-ah sudah semakin mesra, aku menjadi semakin cemburu 
melihat kedekatan mereka, dan tentunya aku menjadi semakin benci denga 
jeong min hyung, wae? Kenapa kau begitu jahatnya kepadaku.
Hingga
 suatu saat aku mendengar so eon-ah meninggal dunia, yeoja yang paling 
aku cintai telah pergi meninggalkanku untuk selamanya, dan aku tak akan 
pernah memaafkan jeong min hyung, karena dia sangat jahat kepadaku, 
sejak itu mulai muncul benih-benih kebencianku yang sangat mendalam 
kepada jeong min hyung, hingga sekarang aku melampiaskan kebencianku 
kepadanya melalui bora-ya, aku harap kau akan mendapatkan balasan yang 
setimpal.
Flashback POV End
Skip
Bora POV
Aku
 melangkahkan kakiku menuju ke kelas kwang min oppa, namun aku tak 
mendapati kwang min oppa di kelasnya, sebenarnya kemana perginya kwang 
min oppa, kenapa dia menghilang begitu saja, di saat aku sedang berjalan
 keluar meninggalkan kelas kwang min oppa aku melihat myungsoo sedang 
melamun di sisi kiri lapangan, myungsoo-ah sampai kapan kau akan 
bersikap begini kepadaku? Kau membuat hatiku semakin tersiksa melihatmu 
seperti ini, aku menghela nafas panjang, sejujurnya aku tak mengingkari 
kalau aku memang sangat menyukai myungsoo-ah, tapi aku masih bingung 
dengan perasaanku terhadap kwang min-ah, apakah aku masih menyukainya 
seperti dulu? Kenapa aku merasa sangat bingung dengan hatiku.
“kau mencariku?” tanya seorang namja yang ternyata itu adalah kwang min oppa.
“nae oppa” kataku pelan.
“wae?” tanyanya kepadaku.
“ahh,
 anio aku hanya ingin mengajak oppa ke kantin, tapi sepertinya bel masuk
 akan berbunyi, jadi aku akan kembali ke kelas sekarang” kataku pelan 
dan mulai meninggalkan kwang min oppa.
“bora-ya, sepulang sekolah nanti aku akan mengajakmu ke suatu tempat” katanya kepadaku.
Aku
 mengangguk pelan dan mulai meninggalkan kwang min oppa, sekarang akuu 
sangat dekat dengan kwang min oppa, tetapi kenapa aku tak sebahagia 
dulu, bukankah impianku untuk dekat dengan kwang min oppa, ahh molla aku
 tak mau memikirkan semua itu, aku harap satu per satu misteri ini akan 
terungkap.
Bora POV End
Myungsoo POV
Bora-ya
 semakin dekat dengan kwang min hyung, tapi entah mengapa aku tak terima
 dengan semuanya, aku tak bisa melihat kedekatan mereka, apalagi aku tak
 bisa melihat apabila mereka saling bersatu, aku tak mau hal itu sampai 
terjadi, karena sampai kapanpun aku tak kan bisa melihat mereka bersatu.
“bagaimana hubunganmu dengan bora-ya?” tanya jeongmin hyung mengagetkanku.
“ahh molla, sekarang aku tak sedekat dulu dengan bora-ya” kataku putus asa.
“wae?” tanyanya kepadaku.
“aku
 hanya tak ingin perasaanku akan lebih terpukul saat melihat mereka 
bersatu , aku ingin sekali melupakan bora-ya, namun semakin aku berusaha
 untuk melupakannya semakin aku terus mencintainya” kataku pelan.
“kau
 jangan pernah putus asa, aku yakin suatu saat kau akan mendapatkan 
cinta bora-ya, aku yakin sekarang bora-ya sudah mulai mencintaimu” 
katanya menyemangatiku.
“aku harap begitu” jawabku lemah.
“aku hanya tak ingin dia terluka oleh kwang min karena sikapku” katanya pelan.
“sebenarnya
 apa yang terjadi hyung” kataku penasaran , entah mengapa aku sangat 
penasaran dengan alasan jeong min hyung begitu membenci kwang min hyung.
Myungsoo POV End
Jeongmin POV
Aku
 mengela nafasku panjang, mencoba untuk merenungkan semua ini, aku 
memandang myungsoo-ah, aku berniat menceritakan tentang masa lalu ku 
kepada myungsoo, aku yakin dia adalah namja yang bisa dipercaya.
“aku akan memberi tahumu, tapi kau harus berjanji satu hal padaku” kataku pelan
“apa itu hyung?” tanyanya penasaran
“jangan beri tahukan hal ini kepada bora-ya, apapun yang terjadi” kataku yakin
Dia mengangguk yakin dan mulai memandangku, menagih (emangnya hutang? LOL) ceritaku.
Jeongmin POV End
Flashback POV
Aku
 menangis, entah mengapa air mata ini tak henti-hentinya mengalir dari 
pipiku, ternyata namja yang dia cintai bukan aku melainkan kwang min, 
ahh Tuhan kenapa semua ini harus terjadi padaku, kenapa bukan aku yang 
menjadi pilihan hatinya.
“jeongmall mianheyo jeongmin 
oppa, aku tau aku begitu jahat kepadamu, tapi aku tak bisa membohongi 
hatiku, hanya kwangmin-ah lah yang selalu berada di hatiku” kata se eon 
saat berbaring lemah di rumah sakit, mukanya terlihat sangat pucat, 
walaupun aku sangat terpukul aku harus menjaganya, aku tak mau dia 
semakin sakit dengan semua ini.
“lalu kenapa kau datang kepadaku saat ini?” tanyaku kepadanya.
“mianheyo,
 aku hanya tak ingin kwang min semakin terluka karena aku pergi 
meninggalkannya untuk selamanya, jadi aku beralasan kepadanya bahwa aku 
lebih memilihmu, mianheyo jeongmin oppa, sebenarnya aku tak ingin 
persahabatan kalian hancur, tapi aku tak bisa melakukan apapun” Katanya 
lemah
“wae? Apakah dia tak tau mengenai penyakitmu?” tanyaku kepadanya.
“anio,
 aku tak ingin semakin membuatnya terluka, aku hanya akan merasakan 
sakit ini sendirian” katanya lalu mulai menangis, aku menghapus air 
matanya dan memeluknya, tak berapa lama kemudian dia pergi 
meninggalkanku , meninggalkan dunia ini untuk selamanya, Tuhan kenapa 
secepat itu Kau ambil dia dari sisiku.
Hari demi haripun 
berlalu, aku tau kwang min sangat terluka kepadaku, namun saat aku 
berusaha menjelaskan tentang semua ini, dia justru memukulku dan 
memarahiku, aku jadi membencinya semakin membencinya, dia memang namja 
yang tak punya otak
Flashback POV End
Bora POV
Aku
 sangat terkaget saat kwang min oppa mengajakku ke restoran di pinggir 
danau, apalagi ini adalah malam hari, suasana romantis mulai meliputi 
kami saat itu, kamipun duduk dengan memandangi hamparan danau yang 
sangat luas.
“kau suka tempat ini?” tanya kwang min oppa 
kepadaku, aku mengangguk pelan sambil tak henti-hentinya terkagum 
melihat pemandangan malam ini.
“ada yang ingin aku 
bicarakan dengan mu bora-ya” kata kwang min oppa sambil memegang erat 
tanganku dan menghela nafas panjangnya.
“ahh nae oppa, apa
 itu?” tanyaku penasaran, lama tak terdengar satu ucapan keluar dari 
bibirnya, aku terus menunggu sampai dia mengatakan sesuatu kepadaku.
“saranghaeo bora-ya” katanya yakin.
“ehh...apa yang oppa bicarakan?” tanyaku tak mengerti.
“saranghaeo bora-ya, would you be my girlfriend?” tanya kwang min oppa mantap.
Wae?
 Entah mengapa aku merasa sangat terkejut namun aku tak bahagia, aku 
mungkin bahagia kalau myungsoo yang mengatakan hal itu kepadaku, tapi 
entah mengapa aku tak bahagia kwang min oppa mengatakan perasaan 
cintanya kepadaku, bukankah sudah lama aku menunggu saat-saat ini.
“molla oppa, aku tak bisa menjawab sekarang” kataku pelan.
“nae
 oppa akan setia menunggu jawabanmu, sekarang makanlah itu bora-ya” kata
 kwang min oppa kepadaku, kenapa hatiku menjadi sangat aneh? Harusnya 
ini adalah hari yang paling membahagiakan dalam hidupku karena aku akan 
menjadi yeojachingu namja yang lama aku cintai namun yang terjadi adalah
 sebaliknya entah mengapa aku merasa aneh dengan semua ini, pikiranku 
hanya tertuju kepada myungsoo, setiap saat hanya dia yang aku fikirkan, 
hanya dia yang selalu ada dalam pikiranku hingga hadir dalam mimpiku.
Bora POV End
Kwang min POV
Aku
 telah selangkah lebih maju, aku harap bora-ya akan segera menjadi 
milikku sehingga jalan ku akan terbuka lebar untuk membalaskan dendamku 
kepada jeongmin, ahh entah mengapa aku jadi merasa sangat tak sabar 
untuk membuatnya semakin menderita, berkat dia aku telah menjalani 
berbagai masa sulit dalam hidupku, dan aku harap setelah aku membalaskan
 dendamku kepada jeongmin hidupku akan semakin mudah.
Kwang min POV End
Skip
Bora POV
Hari
 ini tepat seminggu saat kwang min oppa menyatakan perasaanya kepadaku, 
aku merasa aku harus memberikan jawaban yang pasti kepadanya, aku 
berjalan menuju kantin untuk menghampiri kwang min oppa dan aku melihat 
kwang min oppa sedang menungguku, dia tersenyum melihat kedataganku , 
aku menghampirirnya dan duduk di depannya.
“bagaimana kabarmu hari ini changia?” tanya kwang min oppa kepadaku.
“nan gwencana oppa, kalau oppa sendiri?” tanyaku kepadanya.
“bagaimana oppa bisa baik-baik saja kalau sampai sekarang kau belum memperikan balasan cinta oppa” kata kwang min oppa kepadaku.
“aku kesini untuk memberikan jawaban kepada kwang min oppa” kataku pelan.
“bagaimana?
 Apa kah kau mau menjadi yeoja chinguku changia?” tanya kwang min oppa 
kepadaku, aku merasa sangat bersalah melihat senyuman yang melekat 
dipipinya, namun aku tak mungkin bersatu dengan kwang min oppa sementara
hatiku menjadi milik myungsoo.
“mianheyo oppa, jeongmall mianheyo” kataku pelan.
“wae, kau menolakku?” tanyanya putus asa,
“mian oppa aku telah mencintai namja lain” kataku pelan.
“mwo? Jeongmall? Kenapa kau tak membalas rasa cintaku yang amat dalam kepadamu bora-ya?” tanyanya kepadaku.
“mianheyo oppa, jeongmall mianheyo” kataku lalu mulai pergi meninggalkan kwang min oppa.
Namun
 saat aku ingin pergi aku meliat seseorang telah melemparkan bola ke 
arah myungsoo, tak lama kemudian dia pingsan di pinggir lapangan, aku 
menghampirinya dan menjadi sangat ketakutan hingga aku dan teman-teman 
membawanya ke uks untuk mendapatkan pertolongan dari uisa. Uisa 
mengatakan dia baik-baik saja, dia hanya syok dengan benturan bola 
tiba-tiba yang datang menghantamnya, aku sangat bersyukur, semua ini 
jadi mengingatkanku saat aku pertama kali dekat dengan myungsoo, hanya 
saja aku yang berbaring lemah di ranjang itu.
Aku 
memandangi myungsoo dengan lekat, dia adalah namja yang sempurna di 
mataku, kenapa aku membuang waktu tiga tahun ini secara percuma, kenapa 
aku tak pernah memandang myungsoo bahwa ternyata dialah namja yang 
sangat berarti bagiku.
“ng..kepalaku pusing” katanya pelan.
“gwencana?” tanyaku kepadanya, dia memandangku tidak percaya.
“bagaimana kau bisa ada disini?” tanya nya kepadaku.
“pabo,
 kenapa kau bertanya hal itu, bukankah sekarang kita bertukar tempat?” 
tanyaku sambil tersenyum ke arahnya, dia balik tersenyum memandangku.
“ng..nae, dulu kau yang ada di ranjang ini” katanya pelan
“nae,” kataku pelan
“kenapa kau tak keluar dengan namja chingumu?” tanyanya sengit kepadaku.
“maksudmu kwang min oppa?” tanyaku pura-pura tak mengerti.
“nae, dia kan namjachingumu” katanya pelan.
“ani, dia bukan namjachinguku, siapa yang mengatakan kalau dia adalah namjachinguku” tanyaku menggodanya
“kalian kan sangat dekat” katanya nyinyir.
“memangnya kalau kami dekat hal itu berarti bahwa aku adalah yeojachingunya, pabo kami ini hanya berteman” kataku pelan.
“jeongmall?” tanyanya tak percaya, aku hanya mengangguk pelan,
“bukankah kau mencintai namja itu?” tanyanya kepadaku.
“nae,
 aku memang mencintainya tapi itu dulu, sekarang hatiku telah direnggut 
oleh seorang namja pabo” kataku pelan lalu menundukan kepalaku semakin 
dalam.
“siapa namja itu?” tanyanya polos.
“ahh..jeongmall..
 sudahlah kita tak usah membahas semua ini” kataku pelan, tak kusangka 
myungsoo memegang tanganku dan memandang mataku tajam.
“mianheyo bora-ya, aku sudah tak sanggup memendam ini semua “ katanya pelan
“mwo? Apa yang kau maksud?” tanyaku tak mengerti
Dia
 tak mengatakan apapun, dia menghela nafasnya semakin dalam dan 
memandang mataku semakin tajam, aigoo jantungku berdetak dua kali lebih 
cepat dibanding biasanya.
“ng...saranghaeo bora-ya” kata myungsoo yakin
“ng...” kataku pelan
“maukah kau menjadi yeojaku?” tanyanya kepadaku.
“ng..mianheyo myungsoo-ah” kataku lirih
“wae?” tanyanya penasaran
“ng..mianheyo myungsoo-ah, aku tak bisa menolakmu menjadi namjaku” kataku sambil tersenyum lebar.
“jeongmall?
 Kau mau menjadi yeojaku?” tanyanya tak percaya, aku mengangguk yakin 
dan dia memelukku senang, sekarang hatiku benar-benar bahagia, kenapa 
aku selama ini tak menyadari bahwa kebahagiaanku hanyalah untuk myungsoo
 bukan untuk kwang min oppa.
Aku harap hubunganku dengan 
myungsoo akan bertahan sampai ke pelaminan, karena aku tau one day kami 
akan selalu bersama, merajut impian bersama dan membangun bahtera cinta 
kami, dia akan menjadi bagian dalam hidupku, bagian yang tak terpisahkan
 dalam jiwaku.
END


 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar