Title : Can You Smile
Author : Debora Antika Putri aka Hara
lenght : One shoot
Genre : romance, sad (maybe)
Main cast : Min Woo, Kwang min, Ni Chan , Donghyun
Other cast : tentukan sendiri xD
Aku
mencoba mencerna semua kata-kata yang keluar dari mulutnya, aigoo apa
aku tak salah mendengarkan , aku terus merenung, dan tak terasa air mata
mulai membanjiri pipiku, aku merasakan kakiku lemas dan aku tak sanggup
untuk melakukan apapun, aku merasa tak berdaya, aku merasa sedih
setelah kehilangannya, aku tak mau kehilangannya, tapi kenapa dia harus
meninggalkanku, kenapa dia harus pergi dariku, kenapa dia tak mau
mengerti sedikit tentang perasaanku, apakah dia benar-benar tidak
mempunyai hati kepadaku.
“ni chan-ah” kata min woo memandangku, aku hanya memandangnya nanar, dan memeluk
woo yang saat itu sedang berada disampingku.
“uljima,
jangan menangis lagi, aku mohon kepadamu” kata woo setengah memelas,
aku tak menjawab nya, aku justru menagis lebih keras dalam pelukannya,
hatiku terasa sangat sakit saat ini, kenapa namja yang sangat aku cintai
pergi meninggalkanku tanpa sebuah alasan yang pasti, kenapa dia begitu
jahat kepadaku.
“min woo-ah, kenapa kwang min begitu tega
kepadaku? Apa salahku kepadanya, hingga dia berbuat sebegitu teganya
kepadaku?” tanyaku sambil terus menangis, entah mengapa air mata ini tak
bisa berhenti mengalir dari pipiku, hatiku terasa sangat sakit dan
sesak saat itu.
“uljima ni chan-ah, aku yakin kwang min
hyung pasti punya alasan di balik semua ini” kata min woo mencoba
menghiburku, namun entah mengapa kata-kata woo mampun memberikanku
sedikit ketenangan, nae memang dipelukan sahabatku inilah aku bisa
melupakan segala beban yang menindih hidupku, ya walaupun masih terasa
sangat sakit, setidaknya aku mempunyai woo untuk membagi rasa sakit yang
ada di hatiku.
“kajja , sekarang kita pulang saja” kata
woo mencoba membangunkan ku dan menuntunku berjalan, aku hanya bisa
terus melamun, saat aku mulai teringat masa-masaku bersama dengan
kwangmin oppa,hatiku terasa sangat sesak, dan air mata ini terus keluar
dari pipiku.
Namun bagaimanapun sekarang aku harus bisa
menerima kenyataan bahwa aku dan kwangmin oppa sudah berpisah, kehidupan
kami sekarang sudah berbeda, jalan kami sekarang sudah berbeda,
walaupun aku masih merasa sakit aku harus berusaha untuk kuat, mungkin
bukan kwang min oppa namja yang menjadi jodohku.
Lalu woo
pun mengajakku masuk ke dalam mobilnya, sedikit demi sedikit perasaanku
menjadi lebih tenang, dan aku mulai berhenti menagis dan menyeka air
mata yang ada dipipiku sambil memandang woo yang berada di sampingku,
tak kusangka woo memegang tanganku erat.
“jangan menangis lagi, aku tak tega melihat kau seperti ini” kata woo tulus kepadaku.
“min woo-ah. Gumawo kau telah menghiburku, sehingga perasaanku menjadi lebih tenang
saat ini” kataku sambil tersenyum nanar.
“nae,
ni chan-ah, aku akan selalu berada disisimu saat kau membutuhkanku”
kata woo lalu mulai melanjukan mobilnya, sepanjang perjalan kami hanya
bisa terdiam, aku tak mengerti kenapa jika aku berada disamping woo aku
bisa melupakan sejenak masalahku dan aku bisa lebih tegar menghapi
semua, termasuk menghadapi kenyataan bahwa aku dan kwang min oppa sudah
berpisah, aku harap aku bisa segera melupakanmu kwang min oppa, aku tak
mau semakin tersiksa dengan perasaanku yang semakin dalam kepadamu.
Sampailah
aku di rumah, woo pergi meninggalkanku , rasa galau dan takut mulai
menyelimutiku saat ini, namun aku harus tetap kuat, aku tak bisa selalu
begini setiap harinya.
Min Woo POV
Sebegitukah
kau mencintai kwang min hyung? Apakah kau tidak pernah memandangku?
Namja yang selalu berada disisimu baik saat kau senang maupun sedih, tak
bisakah kau mengerti perasaanku ni chan-ah, harus berapa lama lagi kau
biarkan aku menunggu dalam ketidak pastian ini, haruskah aku
melupakanmu? Tapi melupakanmu tentu bukan menjadi hal yang mudah bagiku,
kau telah lama berada di hati ini Ni Chan-ah, dan apakah selama ini
perasaanku sia-sia kepadamu? Aku tak ingin kau terlalu mencintai kwang
min hyung, buktinya sekarang kwang min hyung justru meninggalkanmu,
pandanglah aku sedikit saja, berikan aku sedikit celah untuk masuk ke
dalam hatimu, berikanku kesempatan untuk mmbuktikan bahwa akulah
satu-satunya namja yang selalu tulus mencintaimu, andaikan kau sedikit
saja mengerti perasaanku.
Min Woo POV End
Skip
Ni Chan POV
Aku
mulai bersiap untuk berangkat ke sekolah, entah mengapa walaupun aku
merasa hatiku masih sakit aku harus tetap tegar untuk orang yang aku
sayangi, walaupun sangat berat harus melupakan namja yang sangat berarti
bagiku, tapi sejujurnya aku tak bisa melakukan apapun, aku hanya
berharap suatu saat dia mengerti aku selalu mencintainya.
“ni chan-ah, min woo sudah menunggumu, palli” kata eomma mengagetkanku.
“ahh.nae
eomma, jakkamanyo” kataku sambil terus mempersiapkan keperluan
sekolahku, dan ketika sudah selesai aku mulai turun ke lantai bawah dan
melihat woo yang sudah rapi dan tampan dengan seragam sekolah yang
dikenakannya, nae min woo-ah memang namja yang tampan, tapi kenapa
sampai sekarangpun dia tak pernah menceritakan tentang yeoja yang
disukainya kepadaku, ahh molla aku rasa itu menjadi privasi min woo-ah.
“mianhe minwoo-ah, kau sudah menunggu lama ya?” tanyaku kepadanya, dia menggeleng pelan.
“gwencana,
ania aku juga baru saja datang, sekarang kajja kita berangkat” kata min
woo lalu mulai menggandeng tanganku keluar rumah.
“ni chan-ah, minwoo-ah, kalian tidak sarapan dulu” tanya eomma kepada kami.
“anio
eomma, kami sudah terlambat” kata ku lalu kamipun mulai berangkat
dengan mobil yang dikenakan min woo, saat perjalanan kami hanya terdiam,
kenapa disaat kami sedang berdua seperti ini nuansa kecanggungan selalu
ada menyelimuti atmosfir kami, ahh molla aku
tak mengerti.
Kamipun
sampai di sekolah, saat kami sedang masuk ke dalam kampus, aku melihat
kwang min oppa sedang bercanda dengan salah satu yeoja, aku memandang
lurus ke arah kwangmin oppa, aku tau dia merasakan kedatanganku, namun
dia sama sekali tidak menganggapku, dia malah semakin asik bercakap
dengan yeoja itu, hal itu membuat pipku terasa sangat panas, entah
mengapa ingin rasanya aku menangis saat itu, tapi bagaimanapun aku sudah
berjanji pada diriku untuk kuat demi orang yang aku sayangi.
“apa yang kau lihat ni chan-ah?” tanya min woo yang nampaknya dia tak mengerti apa yang sedang aku lihat saat ini.
“Anio
min woo-ah, kajja kita masuk ke kelas” kataku sambil memegang erat
tangan minwoo dan mulai melenggang meninggalkan kwang min oppa yang
sedang asik dengan yeoja yang ada disampingnya itu.
Ni Chan POV End
Kwang min POV
Tuhan?
Sebegitu sakitkah aku harus meninggalkamu? Sebegitu sakitkah aku harus
kehilangan cintamu? Andai saja kau mengerti alasanku di balik semua
ini?andai saja kau mengerti bahwa hanya kau satu-satunya yeoja yang aku
cintai Ni cha-ah, tidak ada yeoja yang bisa menggantikan mu di hatiku,
bahkan ketika maut mulai memisahkan kita, mianhe, jeongmall mianhe
terhadap hal yang telah aku lakukan kepadamu, aku tau aku sudah
kelewatan batas, tapi aku sadar aku bukan namja yang tepat bagimu, kalau
aku bersamamu mungkin hanya akan menjadi beban bagimu, aku rasa woo lah
namja yang tepat bagimu, dia selalu setia berada disampingmu dan selalu
menyayangimu.
Mianhe ni chan-ah
Kwangmin POV End
Flashback POV
“apa yang oppa katakan? Oppa ingin berpisah denganku?” tanyanya dengan suara nanar.
“mianhe ni chan-ah, aku rasa aku bukanlah namja yang tepat untukmu” kataku pelan.
“kenapa
oppa mengatakan hal seperti itu, aku justru merasa kalau oppalah namja
yang sangat tepat untukku” katanya lalu mulai meneteskan air matanya.
“anio
ni chan-ah, aku tak pantas bagimu, aku hanya akan menyusahkanmu, aku
tak ingin itu terjadi, sebelum semua itu terjadi aku akan pergi
meninggalkanmu” kataku dengan wajah menunduk, Tuhan betapa merasa
bersalahnya aku melihat dia mulai meneteskan air mata seperti itu, aku
tak tega ingin sekali ku dekap dia dalam pelukanku, namun aku rasa hal
itu tak mungkin terjadi.
“kenapa oppa begitu tega sekali
kepadaku, apakah oppa tidak memikirkan sedikit perasaanku, aku tak bisa
berpisah dengan oppa, aku terlalu mencintai oppa” katanya sambil
menangis semakin keras. Aku memegang tangannya dan menatapnya ragu.
“mianhe
ni chan-ah, oppa rasa ini adalah jalan terbaik bagi kita, kebahagiaanmu
bukanlah ada padaku, tapi kebahagiaanmu adalah untuk namja lain, aku
yakin itu, sekarang kau berhentilah menangis, dan kau harus bisa
menerima kenyataan jalan kita sekarang berbeda” kataku lalu mulai
melangkahkan kaki pergi meninggalkan dia.
Tuhan aku tau
aku sangat kejam kepada ni chan-ah, tapi aku tak mau membuatnya semakin
sedih jika semua ini didiamkan berlarut-larut, mianhe ni chan-ah,
kuharap kau akan bahagia bersama dengan woo.
Flashback POV End
Ni Chan POV
Kwang
min-ah, apakah kau benar-benar sudah melupakanku? Apakah sekarang kau
benar-benar sudah teramat sangat membenciku? Kenapa semua ini kau
lakukan kepadaku ? sebegitu teganya kah kau kepadaku?
“ni chan-ah, apa yang kau fikirkan? “ tanya woo yang sedang duduk disampingku.
“anio
min woo-ah, aku sedang tak memikirkan apapun, aku hanya ingin diam”
kataku mencari alasan, tentu saja itu berbohong, karena aku sedang
memikirkan kwang min oppa saat ini
“pasti kau sedang
memikirkan kwang min hyung?” selidik min woo kepadaku, dan sebenarnya
yang woo pikirkan memang benar, aku kalah telak di hadapan woo.
“anio,
min woo-ah” perkataan kami terputus saat songsaenim mulai masuk ke
dalam ruang kelas kami, aigoo untunglah jadi woo tidak banyak menanyakan
soal kwang min oppa kepadaku, kwang min oppa apakah kau mengerti
perasaaku, aku selalu mencintiamu, tapi kenapa kau pergi meninggalkanku.
Skip
Bel
istrirahat mulai berbunyi, aku dan min woo pun segera bergegas
meninggalkan ruang kelas dan menuju ke kantin, aku melintasi ruang kelas
kwang min oppa dan melihat dia sedang bercanda dengan yeoja yang tadi.
wae? Kenapa dia sangat dekat dengan yeoja itu? Semudah itukah kwang min oppa melupakanku
Semudah
itukah kau menghapus kenangan kita dan menggantinya dengan yeoja lain?
Apakah kau sama sekali tidak mengerti tentang perasaanku, aku sangat
mencintaimu kwang min oppa andaikan kau tau semua ini.
“kau mau makan apa ni chan-ah?” tanya woo sambil tersenyum kepadaku.
“
terserahmu saja woo” kataku menjawab dengan ogah-ogahan entah mengapa
sejak kemarin aku merasa sedang tidak nafsu makan, aku masih sangat
terpukul dengan kejadian kemarin, aku harap kwang min oppa mempunyai
alasan dibalik ini semua, sehingga membuatku tidak terpukul seperti ini.
“kenapa
kau diam seperti ini ni chan-ah, kenapa kau tidak memakan makananmu,
aku sangat terpukul melihat mu seperti ini” kata min woo kepadaku,aku
menatap mata min woo tajam, aku tau mata itu adalah mata yang penuh
dengan ketulusan dan kasih sayang, aku tak mau air mata keluar dari
wajahnya yang tampan itu.
“anio min woo-ah, berkatmu
sekarang aku menjadii lebih baik dan aku bisa menerima kenyataan, bahwa
sekarang aku sudah tidak bersama dengan namja yang sangat kucintai, tapi
sudahlah aku tak mau terbawa suasana melankolis seperti ini, aku juga
harus bangkit demi orang-orang yang aku sayang” kataku sambil tersenyum
manis.
“jeongmall? Kau harus bisa bangkit dan menerima kenyataan kau tak bersama dengan kwang min hyung saat ini” selidik woo kepadaku.
“nae
min woo-ah, sekarang palli kau makan makananmu” kataku kepadanya, lalu
aku mulai makan makanan yang ada didepanku, aku tak ingin woo semakin
kecewa kepadaku, aku sangat tak tega melihatnya merasa sedih dan
terpukul karena aku.
Skip
Sampailah
aku di rumah, aku merebahkan tubuhku di tempat tidurku, entah mengapa
pikiranku terus berputar dan terus melayang ke pada masa lalu, masa
dimana aku dan kwang min oppa bertemu untuk pertama kalinya, masa dimana
aku mencintai kwang min sejak pandangan pertama, kwang min oppa kenapa
sekarang teganya kau meninggalkanku.
Sampai kapan aku
terhanyut oleh suasana melankolis setelah aku kehilanganmu, sampai kapan
aku tenggelam dalam kesedihan yang dalam semenjak kepergiaanmu, aigoo
entah kenapa kepalaku menjadi sangat pusing
“ni chan-ah,
hyungmu akan pulang dari amerika” kata eomma mengangetkanku, mwo? Jinjja
hyungku akan pulang dr amerika, wae? Kenapa secepat itu.
“jeongmall eomma, ahh eomma aku sedang tidak mood untuk bercanda” kataku pelan sambil mencoba memejamkan mataku.
“kau
begitu sombong dengan oppamu” kata seorang namja yang sangat kukenal
suaranya itu, aku menengok ke asal suara dan benar saja yang eomma
katakan, dia adalah donghyun oppa, aku segera berlari dan menghampiri
donghyun oppa dan memeluknya.
“ini benar oppa? Kenapa oppa
baru pulang? Kenapa oppa tak pulang sejak dulu? Kenapa oppa tega
meninggalkanku?” kataku menghujani berbagai pertanyaan ke arah donghyun
oppa.
“kau tau oppa sangat sibuk di Australia, sekarang
oppa baru lulus kuliah jadi oppa pulang ke korea” kata donghyun lalu
memelukku semakin erat.
“aku sangat merindukan oppa” kataku kepadanya, lalu tersenyum manis ke arah nya.
“oppa
sangat capek, bolehkah oppa duduk” katanya menyadarkanku, aku segera
melepaskan pelukan donghyun oppa dan menyuruhnya duduk dikursi, akupun
ikut terduduk disampingnya tanpa mengatakan sepatah katapun.
“bagaimana hubunganmu dengan min woo?” tanya donghyun oppa mengangetkanku.
“mwo? Oppa tau kan sejak dulu hingga sekarang aku dan woo adalah sahabat dekat” kataku sambil memayunkan mulutku.
“ tapi oppa rasa dia adalah namja yang tepat untukmu” kata donghyun oppa menggodaku.
“anio oppa, aku sudah mencintai namja lain” kataku pelan.
“nuguya?”
tanyanya penasaran, aku memandang donghyun oppa ragu dan bagaimanapun
oppaku ini harus tau mengetahui mengenai kwang min oppa.
“dia adalah kwang min oppa, dia setahun lebih tua dariku” kataku sambil tertunduk malu.
“kwang min? Kwang min yang mempunyai sodara kembar itu ya?” tanya donghyun oppa kaget.
“nae, dia adalah kembaran young min oppa,emangnya kenapa oppa?’ tanyaku penasaran.
“anio,
gwencana” kata donghyun oppa lalu mulai meninggalkanku begitu saja dan
mulai masuk ke dalam kamarnya, sebenarnya apa yang terjadi dengan
donghyun oppa? Kenapa donghyun oppa begitu kaget aku menyukai kwang min
oppa, dan bagaimana bisa juga donghyun oppa mengenal kwang min oppa,
sementara 4 tahun belakangan ini donghyun oppa berada di australia?
Berbagai pertanyaan mulai berkecamuk dalam fikiranku, aku menjadi sangat
penasaran. Namun rasanya kepalaku tak bisa diajak berkompromi, kepalaku
terasa sangat pusing, lebih baik sekarang aku tidur saja.
Ni Chan POV End
Dong Hyun POV
Akhirnya
sampailah aku si korea, akhirnya aku bisa kembali ke korea, setelah
sekian lama aku harus ke negeri tetangga untuk mencari ilmu, aku sangat
merindukan keluargaku, terutama yeoja dongsaengku yang sangat cantik dan
menggemaskan, nae dia adalah ni chan, semenjak kecil kami memang selalu
bersama, hingga saat aku mendapatkan beasiswa harus kuliah di
Australia,ni chan lah orang yang paling sedih karena kepergiaanku, aku
juga merasa sangat sedih, karena harus berpisah dengan dongsaengku,
namun bagaimanapun aku mencoba bertahan demi keluarga dan masa depanku.
Semenjak
kecil ni chan memang sangat dekat dengan woo, mereka adalah sahabat
yang sangat akrab, namun min woo pernah mengatakan kepadaku kalau dia
sangat menyukai ni chan-ah, tapi ni chan-ah tidak menyukai dia, ni chan
hanya menganggapnya sebagai seorang sahabat, namun min woo masih tetap
bertahan dengan cintanya kepada ni chan,
Sebenarnya aku
sangat setuju kalau ni chan menjadi pasangan woo, tapi aku sedikit ragu
jika dia bersama dengan kwang min, sedikit sedikit aku tau mengenai dia,
dia adalah namja yang terkenal sebagai flower boy, dia adalah namja
tampan dengan banyak kelebihan, dia banyak disukai oleh yeoja, aku hanya
tak ingin dongsaengku menjadi terluka karena dia menyukai kwang min,
aigoo bukannya aku ingin mengecewakan dongsaengku, tapi aku lebih setuju
jika dia berada di sisi min woo.
Min woo juga flower boy,
banyak yeoja yang ingin dekat dengannya, namun entah mengapa hatinya
belum bisa berpindah dari ni chan-ah, min woo-ah hyung akan doakan
semoga kau bisa bersama dengan ni chan-ah, karena hyung tau hanya kau
lah namja yang tepat mendampingi dongsaengku.
Donghyun POV End
Skip
Ni Chan POV
Hari
berganti hari namun situasi masih belum juga terbalik, donghyun oppa
masih membisu jika aku menanyainya tentang kwang min, min woo juga masih
berada disampingku baik saat aku senang maupun sedih, begitu pula
dengan kwang min. Kwang min oppa masih seperti dahulu, selalu cuek
denganku dan lebih dekat dengan yeoja lain, padahal peristiwa itu sudah
beralangsung sejak 4 bulan yang lalu,namun semuanya masih sama saja,
“ni chan-ah, kau sudah ditunggu woo dibawah” kata donnghyun oppa mengagetkanku lalu berpaling pergi meninggalkanku begitu saja.
“dong
hyun oppa,kenapa sekarang kau begitu dingin dengan dongsaengmu sendiri?
Kenapa kau berubah semenjak aku mengatakan bahwa aku mencintai kwang
min oppa” tanyaku tak tahan, aku memandang donghyun oppa dengan tatapan
nanar, donghyun oppa memandangku dengan tatapan bersalah.
“mianhe,
bukan maksud oppa untuk menghindarimu, oppa hanya tak tau bagaiamana
harus bersikap” kata nya sambil menggaruk kepalanya yang aku yakin tidak
gatal itu.
“wae? Emangnya apa yang oppa sembunyikan dariku?” tanyaku penasaran.
“oppa
tak menyembunyikan apapun , oppa hanya tak suka kau mencintai jo kwang
min, hanya itu saja, tak ada alasan khusus, oppa lebih setuju jika kau
bersama dengan minwoo” kata donghyun oppa setengah berteriak.
“mwo?
Apa alasan dibalik semua itu?” tanyaku sambil menangis, ternyata air
mataku sudah tak terbendung lagi, aku sangat sakit mendengar perkataan
donghyun oppa.
“tak ada alasan khusus,oppa tau mana yang terbaik
bagimu, dan oppa rasa kebahagiaanmu tidak untuk kwang min , tapi untuk
min woo” kata donghyun oppa kepadaku.
“mwo? Kenapa oppa
bisa mengatakan seperti itu, sementara oppa tidak mempunyai alasan yang
kuat menentangku, ahh sudahlah aku tak mengerti jalan pikiran oppa”
kataku lalu pergi meninggalkan donghyun oppa yang sedang kebingungan
melihat tingkahku, aku segera turun dan mendapati min woo yang sedang
menatapku kaget melihatku sedang menangis.
Ni Chan POV
Dong hyun POV
Mianhe
ni chan-ah, aku memang kejam terhadapmu, aku bukanlah oppa yang baik
untukmu, teganya aku membuatmu menangis sementara aku tak melindungimu,
tapi aku melakukan semua ini untuk kebaikanmu, oppa yakin semua yang
oppa lakukan ini benar untukmu, anio bukannya oppa tak mempunyai alasan
khusus,tapi oppa punya alasan yang kuat untuk mempersatukan mu dengan
minwoo, karena oppa yakin dia satu-satunya namja yang cocok untukmu,
bukan kwang min.
Dong Hyun POV
Min Woo POV
“ni
chan-ah, kenapa tadi kau menangis?” tanyaku kepada ni chan yang duduk
disampingku setelah kami sampai di kelas kami, aku merasa aneh dengan ni
chan-ah, sepertinya ni chan bertengkar dengan donghyun hyung, tapi
kenapa mereka bisa bertengkar?
“anio min woo-ah, aku hanya
sedang sebal dengan donghyun oppa” katanya lalu mulai menenggelamkan
wajahnya kedalam bangku mejanya.
“wae? Kenapa kau sebal
dengan donghyun oppa” tanyaku mulai penasaran, entah mengapa aku menjadi
sangat pensaran dengan apa yang terjadi dengan mereka, ni chan lalu
memandangku dan memasang tatapan nanar ke arahku.
“donghyun
oppa membenci kwang min oppa, aku juga tak mengerti kenapa”katanya
kepadaku, aku lalu mulai memegang tangannya erat, enggan sekali aku
lepaskan tangannya, entah harus bagaimana aku menyikapi perkataan dari
ni chan, disatu sisi aku bahagia karena donghyun hyung membenci kwang
min hyung, namun disisi lain aku juga merasa sangat sedih bila ni chan
sedih,aku rela jika harus terus menjadi sahabatnya asalkan dia selalu
tersenyum dan gembira, tapi apa yang kudapat? Ni chan sering kali
menangis karena aku tak bisa menjaganya dengan baik, mianhe ni chan-ah,
jeongmall mianhe.
Min Woo POV End
Kwang min POV
Aku
sedang dilanda kebosanan, hingga akhirnya aku memutuskan untuk
berkeliling mengitari sekolah dan terlebih aku ingin melihat ni chan-ah,
entah mengapa semakin hari aku semakin merindukannya. Aku memutuskan
untuk melihatnya di depan ruang kelasnya, aku melihat minwoo dan ni chan
sedang duduk bersama dan andwe mereka saling berpengangan tangan dan
saling bertatapan, mwo? Kenapa tiba-tiba perasaanku menjadi sangat
sesak, aku tak tau mengapa aku masih saja cemburu padahal aku bukan lagi
menjadi namjachingu nichan, tapi aku tak bisa membohongi hatiku
sendiri, aku masih sangat mencintai ni chan-ah.
“kwang
min-ah, kenapa kau disini, kau mau mencari ni chan-ah?” tanya soo kyo
mengagetkanku, mwo? Soo kyo-ah bagaimana bisa dia menyadari keberadaanku
disini, aigoo aku tak ingin ni chan sampai tau kalau aku memang sedang
memperhatikannya.
“anio soo kyo-ah, jebal jangan katakan
ke ni chan kalau aku tadi kemari, jebal” kataku seidkit merengek sambil
memasang muka memelas kepadanya, dia menatapku ragu kemudian mengangguk
pelan.
“gumawoyo, mianhe sekarang aku harus pergi” kataku lalu meninggalkan soo kyo yang sedang tak percaya dengan perkataanku.
Aku
segera masuk ke dalam ruang kelasku lalu duduk di kursiku, aku mulai
bertahan dalam keheningan, bertahan dalam bisunya suasana, aigoo ni
chan-ah, aku hampir gila karena kehilanganmu, tapi aku lebih gila jika
aku harus melihatmu terluka karena karena kepergiaanku, aku hanya ingin
disisa waktuku engkau selalu tersenyum, karena hanya senyummu lah yang
mampu membuatku kuat menghadapi dunia, hanya senyummu lah yang membuatku
bertahan dalam menghadapi ganasnya penyakit ini, aku tak ingin
kehilangan senyummu yang mampu memberikan kekuatan dalam hidupku, aigoo
aku jadi teringat saat dimana aku divonis menjadi namja yang mengidap
penyakit parah. Memang awalnya aku belum bisa menerimanya namun mungkin
ini telah menjadi takdir pahit hidupku, seandainya jika aku tak
mengalami penyakit ini mungkin aku bisa selalu berada disisi yeoja yang
aku sayangi.
Kwangmin POV End
Flashback POV
“mwo?apa
yang uisa katakan benar? Apa uisa tidak salah mengecek kesehatan saya?
Saya rasa baru akhir-akhir ini saya terkena penyakit itu, tapi mana
mungkin penyakit saya sudah berkembang menjadi sangat parah” protesku
kepada uisa itu, entah mengapa aku tak bisa menerima kenyataan yang
terjadi.
“mianhe kwang min-ah, uisa sangat mengerti
posisimu tapi memang itulah yang terjadi, menurut hasil kesehatan ini
kau terkena leukimia, dan sudah stadium 3, memang mulanya penyakit ini
tidak disadari namun semakin lama parah, kau mengatakan kalau kau sering
mimisan dan pendarahan dibagian tertentu, berat badanmu juga semakin
lama semakin berkurang jadi setelah tes kesehatan yang kami lakukan,
hasilnya kau positif terkena leukima stadium3, mianhe kwang min-ah, aku
tau ini sulit bagimu, tapi mungkin hidupmu di dunia ini tak lama lagi”
kata uisa itu lalu mulai menghirup nafas panjang, dan meninggalkanku
yang sedang terbengong dan mencoba mencerna kata-katanya. Mwo? Aku
terkena leukimia dan sudah stadium 3,itu artinya hidupku di dunia ini
tidak akan lama lagi.
Entah mengapa air mata ini tak bisa
berhenti mengalir dari pipiku, aku terkena leukimia stadium 4 dan uisa
itu katakan hidupku tak akan lama lagi, wae? Kenapa semua ini bisa
terjadi kepadaku, aku merasa sangat sedih dan takut yang paling aku
takutkan adalah kehilangan senyum ni chan-ah, yeoja yang telah lama
menjadi kekasihku, aku ingin sekali mendampinginya,namun aku rasa itu
adalah hal yang mustahil, hingga akhirnya aku memutuskan untuk
meninggalkannya karena aku tak ingin dia terpukul karena
kepergiaanku,aku hanya tak ingin dia menangis karena kepergiaanku, aku
berharap setelah aku pergi meninggalkannya , dia akan bersatu dengan min
woo,karena aku tau minwoo sudah lama mencintai ni chan-ah tapi ni chan
tak menyadarinya.
Tapi saat aku melihat mereka bersama aku
merasa jantungku mulai sesak, entah kenaapa aku masih belum ikhlas
meninggalkan ni chan, tapi aku yakin ini adalah yang terbaik, asalkan
nichan terus tersenyum aku rasa itu sudah lebih dari cukup.
Flashback POV End
Skip
Ni Chan POV
Aku
merebahkan tubuhku di tempat tidurku, entah mengapa aku masih sangat
terluka mendengar perkataan donghyun oppa tadi, kenapa donghyun oppa
sebegitu teganya denganku, bukankah donghyun oppa yang kukenal dulu
adalah donghyun oppa yang selalu berada disisiku dan selalu membelaku,
tak peduli aku salah atau benar donghyun oppa selalu membelaku, tapi
sekarang apa yang terjadi? Donghyun oppa memarahiku,ini adalah kali
pertama dalam hidupku , dan dia marah dengan alasan khusus itu yang
sangat emmbuatku sebal.
“kau sudah pulang?” tanya seorang
namja yang tak lain tak bukan adalah donghyun oppa, aku hanya
memandangnya kecut lalu aku mulai memalingkan tubuhku ke arah lain
menghindari donghyun oppa.
“kau masih marah kepada oppa?
Mianhe jeongmall mianhe oppa tadi bersikap sedikit kasar denganmu” kata
donghyun oppa lalu menghampiriku dan duduk di atas tempat tidurku.
“ahh molla oppa” kataku dengan anda ogah-ogahan.
“mianheyo
ni chan-ah, oppa tak mempunyai alasan apapun dibalik semua ini, kau
fikir memang ini tak adil bagimu, oppa tau itu, tak ada alasan untuk
melarangmu jatuh cinta dan bersama dengan kwang min, tapi oppa hanya
fikirkan kebahagiaanmu, oppa tau mana namja yang terbaik bagimu, dan
oppa rasa namja itu adalah minwoo, bukan kwang min , bukannya oppa
membenci kwang min,anio, oppa hanya ingin kau bersama dengan namja yang
benar-benar mencintaimu” kata donghyun oppa panjang lebar, aku memandang
ke arah donghyun oppa dan menatapnya tajam
“tapi oppa aku hanya ingin bersama dengan namja yang mencintaiku dan aku cintai” kataku dengan muka sedikit memelas.
“sekarang
oppa tanya kepadamu? Apakah kau berhubungan dengan kwang min? Kalau
tidak lebih baik kau lupakan saja dia, oppa yakin bukan dia namja yang
baik untukmu, ingatlah nichan-ah, oppa mengatakan semua ini demi
kebaikanmu” kata donghyun oppa lalu pergi meninggalkanku, sebenarnya
kenapa? Apa alsan dibalik ini semua , ahh molla aku tak mengerti aku
sudah terlalu bingung dengan semua ini.
Aku lalu tertidur
dalam tempat tidurku, dan saat aku sedang tertidur, hapeku berdering
mengisyaratkan ada pesan masuk, aku membaca dan omo aku tak percaya
dengan apa yang kubaca kwang min oppa mengirim pesan untukku, segera
bergegas aku membuka pesan dari kwang min oppa.
“ Ni
chan-ah , bagaimana kabarmu? Entah mengapa aku menjadi sangat rindu
kepadamu, bisakah kita bertemu sekarang ditempat biasa, aku menunggumu”
pesan dari kwangmin oppa membuatku bersemangat dan aku lalu bergegas
berganti pakaian dan bersiap ke tempat biasa kami pergi untuk berkencan.
Tak
lama kemudian aku sampai di lokasi, dan aku melihat kwangmin oppa sudah
menuggguku, dia terlihat sangat tampan, ahh anio kwang min oppa memang
selalu tampan, aku lalu menghampirinya dan duduk disampingnya, aku
merasa sangat bahagia dan jantungku berdetak lebih kencang dari
biasanya. Omo ! sebegitu nerveus kah aku harus bertemu dengan pujaan
hatiku.
“kau sudah datang?” tanya kwang min oppa sambil
tersenyum kepadaku, senyuman itu sudah sangat lama kurindukan akhirnya
kwang min oppa tersenyum lagi kepadaku.
“nae kwang min
oppa, ehhmm oppa sudah lama menunggu?” tanyaku kepadanya, dia menggeleng
pelan lalu mulai memandang rerumputan yang terdampar luas di hadapan
kami sambil menghela nafas panjang.
“bagaimana keadaanmu
ni chan-ah, sudah lama kita tak ke tempat ini, padahal dulu kita hampir
setiap hari kemari” kata kwang min oppa kepadaku, aku memandang ke arah
kwang min oppa menyelidiki apakah ada maksud yang kwang min oppa
sembunyikan.
“nan gwencana, oppa..?? iya aku sangat
merindukn tempat ini” kataku lalu memandang lurus ke arah rerumputan
indah yang ada di depanku,
“kau masih seperti dulu
changia” kata kwang min oppa mengangetkanku, dia memandangku tajam,
omona apa yang aku dengar kali ini benar? Kwangmin oppa memanggilku lagi
dengan sebutan changia, jantungku berdegup sangat keras, perasaanku
berdebar tak karuan.
“ng..apa yang oppa maksud?” kataku sambil berusaha untuk bersikap setenang mungkin.
“iya
kau membuat hati oppa berdebar kencang saat berada di dekatmu” kata
kwang min oppa lalu tersenyum ke arahku, dan tangan kwang min oppa mulai
memegang erat tanganku, aku hanya terdiam, sumpah aku merasa semua ini
seperti mimpi, kalaupun saat ini aku bermimpi aku enggan terbangun dari
mimpi ini.
“entah mengapa aku tak percaya oppa berada di
dekatku saat ini, aku merasa sangat bahagia, sangat bahagia berada
disisi namja yang sangat aku sayangi” kataku sambil tersenyum lebar.
“jeongmall changia? Apakah kau sangat mencintai oppa?” tanya kwang min oppa kepadaku.
“aku
sangat mencintai kwang min oppa,tak ada namja yang bisa menggantikan
posisi kwang min oppa hingga saat ini” kataku sambil menunduk.
“oppa
juga merasakan hal yang sama, tapi mianhe changia, oppa tidak bisa
terus menemanimu, suatu saat oppa harus pergi meninggalkanmu” kata
kwangmin oppa membuatku sedikit terkejut.
“mwo? Maksud
oppa? Oppa akan pergi kemana? Oppa akan meninggalkan korea?” tanyaku
penasraan kepada kwang min oppa, perkataan kwang min oppa memang
mengundang berbagai pertanyaan untukku, sbenarnya apa maksdnya dibalik
semua itu.
“anio, oppa hanya mengatakan seandainya, tapi
kalau seandainya oppa bener-bener pergi meninggalkan kami, oppa harap
kamu akan selalu tersenyum changia, karena hanya senyumu lah yang
membuat oppa kuat menghadapi semuanya” kata kwang min oppa kepadaku.
“mwo? Sebenarnya apa sih maksud oppa? Kenapa oppa mengatakan seperti itu?” kataku sangat penasaran kepada kwang min oppa.
“anio,
oppa tak mempunyai maksud, kajja kita pergi changia, aku sangat rindu
padamu” kata kwangmin oppa lalu mulai pergi bersamanya, aku tak peduli
dengan apa yang dikatakan kwangmin oppa, aku yakin tadi kwang min oppa
hanya bercanda saja, aku harap semua yang kwang min katakan tidak benar,
aku hanya mampu berharap kepada Tuhan, aku benar-benar tak ingin
kehilangan senyum kwang min oppa.
Ni Chan POV End
Kwang min POV
Tuhan,
aku sangat ingin selalu menemaninya smpai aku tua nanti, namun aku rasa
itu hanya akan menjadi cita-cita ku sja, aku sadar umurku di dunia ini
tidak akan lama lagi, aku tau aku akan segera meninggalkan dunia ini
untuk selamanya dan waktuku tak panjang lagi, tapi ijinkan aku bersama
dengan yeoja yang kucintai lebih lama lagi, aku hanya ingin melewati
sakitku bersama dengan dia, semoga saat kepergianku nanti tidak
menyisakan bekas luka dihatinya, dia justru lebih bersama dengan minwoo.
Kwang min POV End
Min Woo POV
“mwo? Ni chan-ah keluar, kmana perginya hyung?” tanyaku kepada donghyun hyung yang sedang asik membaca koran di luar rumah.
“molla hyung juga tak tau, dia nampak tergesa-gesa tadi” kata donghyun hyung kepadaku,
“nae,
kalau begitu aku pamit dulu hyung” kataku kepada donghyun lalu mulai
pergi melenggang meninggalkan donghyun hyung, sebenarnya kemana perginya
ni chan-ah, tak biasanya dia pergi sendirian seperti ini, atau
jangan-jangan dia sedang keluar bersama dengan kwang min hyung, ahh
andwe hubungan mereka kan sudah berakhir, ahh lebih baik kutenangkan
saja pikiranku kali ini, aku tak mau menuduh ni chan yang bukan-bukan,
karena aku sangat menyayangi ni chan, aku akan terus menjaga senyum itu
dari bibirnya. Saranghae ni chan-ah.
MinWoo POV End
Ni Chan POV
Aku
sangat bahagia bisa menghabiskan waktu bersama dengan kwang min oppa,
bersama dengannya adalah anugrah terindah dalam hidupku, memandang
senyumannya adalah pemberi semangat dalam hidupku, namun entah mengapa
ada hal yang berbeda dari kwang min oppa, dia terlihat sangat pucat dan
entah mengapa badannya semakin lama semakin kurus, aigoo kwang min oppa
kenapa kau bisa begini, apakah karena kau kurang istirahat.
“kwang min oppa,kau semakin kurusan ya?” tanya ku kepada kwang min oppa, dia memandangku kaget.
“mwo?
Anio, berat badanku saja sudah naik 2 kg” katanya sambil tersenyum
dipaksakan, aku tau kwang min oppa berbohong terlihat saja kwang min
oppa sekarang memang lebih kurus dari dulu, ahh molla aku tak mau
memikirkan yang aneh-aneh tentang kwang min oppa.
“changia, kita pulang yuk, hari sudah larut malam” kata kwang min oppa kepadaku.
“nae
oppa”kataku sambil tersenyum, tapi saat aku mulai melangkah, aku
menyadari kalau kwang min oppa hanya terdiam, kemudian aku menengok ke
belakang dan aigoo aku mendapati kwang min oppa sedang tergeletak tak
berdaya, dari hidungnya keluar darah yang lumayan banyak, aku segera
menghampirinya dan entah mengapa air mata menetes dipipiku, aku
benar-benar kuatir jika terjadi sesuatu apapun dengannya, aku segera
berteriak meminta pertolongan dan membawa kwang min oppa ke rumah sakit
terdekat, entah mengapa hatiku yang semula sangat senang bisa bersama
dengan kwang min oppa sekarang harus tercabik-cabik melihat kondisi
kwang min oppa sekarang ini.
Sebenarnya apa yang terjadi
dengan kwang min oppa? Apakah kwang min oppa menyembunyikan sesuatu
kepadaku, kenapa kwang min oppa begitu teganya tidak memberitahukannya
kepadaku, Tuhan entah mengapa air mata ini tak berhenti keluar dari
mataku, seandainya kwang min oppa pergi meninggalkanku bagaimana aku
bisa hidup di dunia ini, kwang min oppa adalah alasan aku untuk bernafas
dan tersenyum, tanpannya aku tak tau bagaimana kehidupanku kelak,
othoke..?
Sampailah aku di rumah sakit, kwangmin oppa lalu
segera dilarikan di ruang UGD, aku hanya terdiam mematung sambil terus
menangis, kwang min oppa jebal jangan tinggalkan aku, aku tak bisa hidup
tanpamu kwang min oppa, hanya kau alasanku bertahan menghadapi semua
ini, jika engkau tak ada bagaimana aku bisa tersenyum, bagaimana aku
bisa bertahan? Aku tidak bisa tersenyum tanpa mu kwang min oppa.
Aku
menunggu uisa itu lama sekali, entah mengapa hatiku diliputi rasa
ketidak tenangan, apalagi jam sudah menunjukan larut malam, ah molla,
aku hanya ingin menemani kwang min oppa disini, aku tak mau
meninggalkannya, Tuhan tolong jangan ambil kwang min oppa dari sisiku,
biarkan dia tinggal disisiku lebih lama lagi.
Saat aku
sedang menangis, uisa lalu keluar dari kamar UGD dan segera
menghampiriku, akupun bergegas menghampiri uisa itu, entah mengapa
perasaanku sangat tak tenang.
“uisa , bagaimana keadaan
kwang min oppa?” tanyaku kepada uisa tersebut, uisa itu mengela nafas
panjang, aku tak mengerti arti dibalik itu semua.
“kwangmin
mencarimu” kata uisa itu lalu pergi meninggalkanku, akupun segera masuk
ke dalam kamar rumah sakit dan melihat kwang min oppa sedang tergeletak
tak berdaya, dia tersenyum lemah ke arahku, aku mendekatinya sambil
terus menangis tersedu-sedu, aku kemudian memeluknya erat seakan
mengisyaratkan bahwa aku benar-benar tak mau kehilangan kwangmin oppa,
“changia, kenapa kau menangis?”: tanya kwang min oppa kepadaku.
“oppa,
apa yang kau sembunyikan dariku? Kenapa kau tiba-tiba pingsan, kau
terkena penyakit apa oppa? Bagaimana keadaanmu” tanyaku sambil menangis
sejadi-jadinya, aku benar-benar sangat kuatir dengan keadaannya saat
ini.
“mianhe changia, oppa memang selama ini sangat jahat
kepadamu, oppa menyembunyikan sesuatu kepadamu, sebenarnya sudah lama
oppa divonis menderita leukimia, dan oppa merasa umur oppa tidak lama
lagi,hingga oppa memutuskan untuk meninggalkanmu, semua itu semata-mata
bukan karena oppa tidak mencintaimu, tapi karena oppa memang sangat
mencintaimu sehingga oppa harus melakukan semua ini, bagi oppa yang
terpenting adalah melihat senyumanmu, karena senyumanmu lah yang
memberikan oppa kekuatan menghadapi ini semua, jadi kalau oppa pergi
nanti oppa mohon kepadamu tlong jangan pernah berhenti tersenyum untuk
aku disurga nanti” kata kwang min oppa kepadaku,dia kemudian memegang
wajahku yang banjir air mata dan tiba-tiba tangannya lemah dan dia
menutup matanya dan meninggalkan dunia ini untuk selamanya.
Tuhan
kenapa kau biarkan kwang min oppa meninggalkanku? Kenapa kau tak
ijinkan kwangmin oppa menemaniku sedikit lebih lama lagi, haruskah aku
menyusul kwang min oppa pergi, tapi kwang min oppa pasti tidak
menyukainya.
Kwang min oppa sebegitu jahatkah kau
kepadaku,kenapa kau harus tinggalkanku untuk selama-lamanya, apakah kau
sama sekali tak memikirkan perasaanku, kenapa kau tak menceritakan sama
sekali kepadaku tentang penyakitmu itu, kenapa kau justru
menyembunyikannya kepadaku, kenapa dia tak mengerti tentang hatiku.
Semakin
lama aku semakin tenggelam dalam kesedihan, kesedihan karena
ditinggalkan oleh orang yang sangat aku sayangi, namun aku harus yakin
bahwa kwang min oppa akan bahagia disana, kwang min oppa akan selalu
hidup dalam hatiku, karena bagaimanapun cintaku ke kwang min oppa tidak
akan pernah mati.
Skip
1 tahun kemudian
Aku
memandang luas hamparan rumput yang ada di depanku, aku menghela nafas
panjang dan mencoba mengingat peristiwa yang lalu, tempat ini telah
menjadi saksi bisu cinta ku dengan kwang min oppa, dan tak kusangka
tempat ini hanya akan menjadi kenangan bagiku.
“changia,
apa yang kau fikirkan” aku menatap ke asal suara, kali ini bukan kwnag
min oppa yang memanggilku dengan sbutan changia, melainkan minwoo-ya,
aku memandangnya dan tersenyum ke padanya.
“aku sedang
mengingat namja yang dulu sangat berarti bagiku, duduklah min woo oppa,
aku merindukan pelukanmu” kataku sambil sedikit manja kepadanya,
kemudian aku mulai bersandar di pundaknya, aku merasakan sangat hangat
berada di pelukannya, dulu saat aku dan woo kesini kami masih bersahabat
namun sekarang dia telah
menjadi namja chinguku, aku menatapnya dan tersenyum “min woo oppa kuharap kau lah yang menjadi namja terakhir bagiku”
Semenjak
kepergian kwang min oppa, aku telah belajar banyak hal, belajar
menghargai keputusan oppaku, dan belajar mencintai woo, juga belajar
untuk tidak pernah melupakan kwang min oppa dari hatiku, karena bagiku
kwang min oppalah cinta pertamaku, kwang min oppa aku berjanji akan
selalu tersenyum agar kau bahagia disana.
END
Tidak ada komentar:
Posting Komentar