Selasa, 25 Desember 2012

Fanfiction One Shoot Please Don't Leave Me

Title                              : Please Don’t Leave Me

Author                        : Shin Hara

lenght                           : One shoot

Genre                           : romance, sad

Main cast                     : Jo Young min, Lee Yoon Hae (OC/You), Min woo

Other cast                    : Jeongmin, Kwangmin, Hyunseong, Donghyun

Seorang yeoja sedang meronta kepada orang tuanya, yeoja itu menangis tiada hentinya, kedua orang tuanya hanya bisa memandang gadis itu dengan tatapan iba dan prihatin, sesungguhnya eomma dan appanya sangat sedih melihat kondisi putri semata wayangnya saat ini, kenapa harus putrinya yang mengalami semua ini? Kenapa bukan mereka yang menggantikan anaknya untuk menjalani penyakit yang sangat membahayakan ini.

“Eomma, kapan aku akan sehat?” rengek yeoja itu kepada eommanya, eommanya hanya memandangnya sambil tersenyum nanar.

“tak lama lagi kau akan sehat” kata eommanya, eommanya selalu mengatakan semua itu, dan membuat anak ini sedikit sebal karena eommanya terus saja mengatakan perkataan yang sama sedangkan pada kenyataannya dia tak kunjung sembuh.

“eomma berbohong, eomma selalu mengatakan aku akan segera sembuh, namun hingga sekarang aku masih belum sembuh dari penyakitku” rengek anak itu sambil terus menangis.

“ani, kali ini eomma tidak berbohong, kau harus percaya kepada eomma, sebentar lagi kau pasti akan sembuh” ujar eommanya tak lama kemudian yeoja itu sudah mulai tenang dan dia pun sudah mulai tertidur dalam dekapan eommanya, eommanya memandang yeoja itu lalu mengecup kening yeoja itu singkat.

##############

Annyeong nan Lee Yoon Hae imnida, aku adalah seorang yeoja yang bisa dibilang sebagai yeoja penyakitan, aku sering sekali harus konsultasi ke rumah sakit untuk menjalani pengobatan rutinku, bagiku rumah sakit adalah rumah keduaku, kenapa bisa? Karena seminggu sekali aku pasti harus kerumah sakit untuk control kesehatanku, apakah aku sudah sembuh dari penyakitku atau justru penyakitku semakin parah?

Sejujurnya aku hampir putus asa dengan penyakitku ini, aku sudah bertahan selama 17 tahun ini, namun dilain sisi aku merasa bersyukur karena Tuhan masih mengizinkanku hidup sampai usiaku yang ke 17, sejujurnya aku juga merasa sangat menyesal kenapa aku harus hidup dengan kondisi seperti ini, penyakit ini telah membuatku kehilangan masa depanku? Bagaimana tidak, hingga detik inipun aku tak mempunyai seorang teman, semua teman menjauhiku, mengapa?

Karena mereka menganggap aku hanyalah seorang yeoja penyakitan yang sudah dalam keadaan yang sangat buruk, sehingga aku adalah hal bahaya untuk didekati, akibatnya apa? Aku tak mempunyai seorang temanpun di kelas, biarkan saja toh aku tidak butuh teman seperti mereka, lebih baik aku hidup sendiri dengan keterbatasan yang kumiliki, namun setidaknya aku masih mempunyai seorang sahabat , dia selalu ada disisiku baik saat suka maupun duka, namanya adalah No Min woo dia adalah sahabatku sejak aku masih kecil, sayangnya kami harus berbeda sekolah, tapi  aku patut berbangga hatiku karena prestasiku cukup diperhitungkan di sekolah ini, aku sudah berkali kali memenangkan olimpiade baik itu kimia, fisika dan bahasa inggris.

Walaupun aku gadis penyakitan setidaknya otakku tidak sakit dan masih berjalan dengan sehat, baiklah sepertinya kalian penasaran dengan penyakitku? Aku mengidap kelainan gen sejak aku berusia 5 tahun, penyakit yang kuderita ini termasuk adalah penyakit yang sangat langka, kenapa? Karena tak banyak orang yang mengidap penyakit ini, dan karena penyakit ini juga belum ada obatnya, itu yang membuatku putus asa, apakah aku memang tak mempunyai harapan untuk sembuh dan menjalani hidupku layaknya remaja normal.

“Yoon hae-ah, kau sedang memikirkan apa?” tanya minwoo menganggetkanku.

“ania, aku tak memikirkan apapun” ujarku tentu saja berbohong,

“bagaimana kalau nanti kita keluar, aku ingin mengajakmu ke suatu tempat” ujar minwoo kepadaku

“kemana? Bukankah kau ada ekskul nanti?” sahutku kepadanya.

“ani, ekskulku libur, untuk itu aku ingin mengajakmu ke suatu tempat, kau mau kan?” tanya minwoo kepadaku, aku memandangnya kemudian aku mengangguk pelan.

“sepertinya aku harus berangkat minwoo-ya, kalau tidak aku akan terlambat, annyeong minwoo-ya” ujarku sambil masuk ke dalam mobilku dan meninggalkan minwoo yang sedang melambai ke arahku sambil tersenyum manis.

Setidaknya Tuhan tidak begitu kejam kepadaku, Tuhan masih mau menyisakan seorang sahabat untuk selalu mendampingiku, dan itu cukup membuatku sangat bersyukur.

#############

Minwoo POV

Lee Yoon Hae dia adalah sahabatku sejak kami masih kecil, dia adalah gadis yang periang dan tabah walaupun kadang dia sempat merasa putus asa, dia selalu tersenyum walaupun dia  tau tubuhnya sedang dihinggapi penyakit yang sangat parah, dia selalu berlagak kuat walaupun sebenarnya dia rapuh, dan semua hal itu membuatku semakin berkesan kepadanya.

Bukan berkesan sepertinya aku memang mencintainya, aku mencintainya sejak kami masih kecil hingga kami sudah beranjak dewasa seperti saat ini, aku tak peduli dia penyakitan, aku tak peduli dia dijauhi oleh teman-teman yang lain, semua itu sama sekali tak penting bagiku, yang terpenting bagiku adalah selalu ada di sisinya dan menemani harinya.

Aku merasa sangat sedih, wae? Karena aku berbeda sekolah dengan yoon hae, aku ingin satu sekolah dengan dia dan menjaga dia selalu, tapi sepertinya itu tidak mungkin, tapi yang terpenting di atas segalanya adalah aku bisa selalu menjaga yoon hae di rumah karena kami adalah tetangga. Sudahlah sebaiknya aku harus segera ke sekolah sekarang, aku rasa aku akan terlambat jika aku berlama-lama disini.

################

Yoon Hae POV

Aku bersyukur karena aku sampai di sekolah dengan tidak terlambat, aku segera masuk ke dalam kelasku dan mulai duduk di bangkuku, namun ada yang membuatku kaget ada seorang namja yang tiba-tiba duduk di sebelahku, dan hal ini membuatku berkenyit heran, bukannya tidak ada yang mau sebangku dengan gadis yang penyakitan seperti aku.

“Hya, nuguya, bangunlah” ujaku sambil membangunkannya pelan, diapun mulai bangun dan memandangku heran.

“jo young min, aku pindah bangku disini” ujar nya lalu kemudian mulai melanjutkan tidurnya tanpa mempedulikan ku yang sedang ingin mengajukan berbagai pertanyaan kepadanya.

Namun tak lama kemudian Yesung songsaenim mulai masuk kedalam kelas kami dan mulai menjelaskan pelajaran kimia yang sangat kusukai, akupun mulai memperhatikan yesung songsaenim menjelaskan tentang molekul bipolar tanpa memperhatikan namja aneh yang sedari tadi duduk disampingku.

Saat bel pelajaran sudah selesai dan berganti bel istirahat akupun segera membuka tasku dan mengeluarkan bekal makan siangku.

“kau bawa bekal dari rumah. Seperti anak kecil saja” ujar namja disampingku ketus.

“memangnya tidak boleh, sudahlah jangan berkomentar” ujarku sambil memakan bekal yang disediakan oleh eommaku tadi.

“kenapa harus membawa bekal sendiri, kenapa tidak makan dari kantin saja?” tanya namja itu masih tidak terima.

“hya jo young min, dengarkan aku, aku tidak boleh makan sembarangan, aku harus makan dengan makanan yang dianjurkan oleh dokter, jadi sebaiknya kau tidak usah berkomentar lagi” ujarku dengan penuh kekesalan.

“memangnya kau kenapa? Apakah kau sakit? Kau terlihat baik-baik saja” ujar young min masih tidak terima, tetapi apa? Dia bilang dia tak tauu penyakitku, aku pikir semua siswa disini tau tentang menyakitku yang mematikan ini.

“ani, sebaiknya kau pergilah, menggangguku saja” ujarku sangat ketus, diapun mulai melangkahkan kaki menuju ke pintu kelas, dan sepertinya dia sedang menunggu seseorang, tak lama kemudian 4 orang siswa tampan mulai menghampirinya, kemudian mereka bercakap cakap sebentar hingga akhirnya mereka meninggalkan kelas ini.

Kelima namja ini nampaknya tak asing bagiku? Sepertinya mereka sangat terkenal? Tapi mereka siapa? Apakah aku pernah mengenal mereka dulu? Ahh molla aku sendiri juga bingung, yang jelas jo young min memiliki saudara kembar di situ namanya jo kwang min, dibilang dari sifat mereka berkebalikan 360 derajat, youngmin lebih dingin sedangkan kwang min lebih hangat dan ramah.

Dan nampaknya kelima namja ini sangat dikenal di sekolah ini, tapi kenapa aku sama sekali tak mengenalnya, apakah aku terlalu tertutup hingga aku tak mengenal siswa-siswa terpopuler yang ada di sekolah kami, dengan ragu aku mengguncang bahu ni rin yeoja yang duduknya di depanku, dia cukup baik kepadaku, tiba-tiba aku merasa sangat penasaran dengan kelima namja itu dan aku yakin kalau ni rin mengenal namja itu dengan baik.

“ni rin-ah, kau tau namja yang duduk denganku tadi?” tanyaku hati-hati kepadanya, dia mengangguk pelan.

“tentu saja aku mengenalnya, bahkan semua siswa di sekolah ini mengenalnya” ujarnya jujur.

“jeongmall? Lalu siapa namja yang pergi bersama dengannya tadi?” tanyaku tak mengerti.

“kau tak tau tentang grup boyfriend?” dia berbalik bertanya kepadaku.

“anya, aku tak tau, nega wae?” tanyaku penasaran.

“yoon hae-ah, kau memang sangat pintar dibidang pelajaran, tapi tak kusangka kau bahkan tak mengetahui hal yang layaknya semua yeoja di sekolah ini tau” ujarnya sambil memandangku heran.

“aku memang tak tau, untuk itu maukah kau memberi tahukannya kepadaku?” rengekku kepadanya.

“arraseo, mereka berlima menyebut diri mereka sebagai boyfriend, mereka punya banyak kharisma dan punya banyak bakat, mereka terlahir tanpa cacat, mereka memiliki fisik yang menarik dan tentunya tampan, selain itu mereka juga berasal dari keluarga yang luar biasa kaya, tentunya mereka juga dibekali oleh kecerdasan yang luar biasa, mereka membuat para yeoja di sekolah ini jatuh cinta, dan asal kau tau yoon hae-ah orang tua mereka adalah penyunting dana terbesar di sekolah ini, jadi mereka pasti akan dihormati oleh semua guru walaupun mereka bertingkah melanggar bertentangan dengan peraturan sekolah, namun sejauh ini mereka selalu menunjukan attitude baik mereka sehingga membuat semua orang jatuh cinta” ujar ni rin panjang lebar membuatku mangut
mangut tanda mengerti.

“arraseo, lalu siapa saja member dari boyfriend itu?” tanyaku masih penasaran.

“ok, kumulai dari sang leader yaitu donghyun, dia adalah leader dari grup boyfriend, orang tuanya adalah pemilik salah satu supermarket besar di kota Seoul ini, selain itu karena dia adalah seorang anak tunggal tak heran apapun keinginannya selalu dikabulkan oleh kedua orang tuanya, yang kedua adalah Lee
Jeong Min dia adalah anak yang paling suka ngaca, dia juga mood maker di dalam grup boyfriend, appanya adalah seorang pengrajin pahat yang sangat terkenal di kota Seoul, appanya pun mendirikan galeri yang sering sekali dikunjungi oleh banyak orang dan hasil penjualan dari pahatannya itu terbilang fantastis, jeongmin mempunyai seorang namdongsaeng tapi walau bagaimanapun orang tuanya sangat menyayangi jeongmin dan dia selalu memenuhi semua harapan dan keinginan jeongmin, dan yang terakhir adalah sang kembar jo young min dan jo kwang min, mereka adalah kembar identik, namun mereka mempunyai sifat yang sama sekali berbeda, jo young min adalah namja dingin yang terkesan sangat angkuh, sedangkan kembarannya jo kwang min adalah seorang namja yang sangat periang dan terkesan ramah, mereka mempunyai seorang namdongsaeng, appa mereka adalah seorang pengusaha besar di kota seoul ini, mereka adalah penyunting dana terbesar di sekolah ini, untuk itu banyak dari siswa maupun guru di sekolah ini menghormati mereka” ujar ni rin panjang lebar.

“arraseo, gumawo nirin-ah” ujarnya dibalas dengan senyuman kecil diwajahnya, aku tak bisa membayangkan sebegitu terkenalkah jo young min di kalangan siswa dan guru di sekolah ini, nega wae dia duduk dibangkuku, kenapa dia mau duduk di sebelah gadis penyakitan sepertiku.

#############

Youngmin POV

“hya, jo young min kenapa sekarang kau duduk di sebalah yeoja penyakitan itu?” tanya jeongmin membuka percakapan di antara kami.

“mwo? Apa yang kau maksud?” tanyaku tak mengerti.

“kau tak tau kalau yoon hae adalah cewe penyakitan, tapi aku tak mengerti apakah hal itu benar, aku hanya mendengar dari siswa-siswi lain, namun disisi lain kau perlu mewaspadai dia , dia sangat pintar bahkan dia selalu mendapatkan peringkat 1 paralel dan berkali-kali memenangkan olimpiade kimia, fisika dan bahasa inggris” ujar jeong min hyung membuatku terngangga, apakah dia memang sehebat itu.

“jeongmall?” tanyaku meyakinkan

“ne, jawablah pertanyaanku kenapa kau duduk dengan yeoja itu?” tanya jeongmin hyung kepadaku.

“molla, hanya saja aku ingin berpindah bangku, dan satu-satunya bangku yang kosong adalah disamping yeoja itu” ujarku malas.

“kenapa kau pindah bangku, bukankah disebelah hoya cukup membuatmu senang dari pada bersama dengan yoon jae?” tanya donghyun oppa kepadaku.

“aku sudah bosan duduk sebangku dengannya, untuk itu aku memutuskan untuk pindah disebelah yoon hae, mungkin dia tidak membosankan seperti hoya, dan anehnya dia sama sekali tak mengenalku, apakah mungkin dia tak mengenalku sementara satu sekolah sudah mengenalku, benar-benar yeoja yang aneh” ujarku heran

“hyung bukankah dia tak mempunyai teman, jadi dia pikir dia tidak usah tau menahu mengenai dunia luar termasuk mengenai hyung dan mengenai kita” ujar adik kembarku menimpali, benar juga dengan apa yang dikatakan oleh mereka akupun menanggapinya dengan menganggukan kepalaku.

############

Yoon Hae POV

“Apa yang kau lakukan sekarang?” tanya seorang namja menganggetkanku.

“wae? Apakah itu mengganggumu?” tanyaku dengan nada sedingin mungkin

“ani, aku hanya penasaran dengan apa yang kau lakukan sekarang” ujar youngmin dengan tampang wadatosnya.

“kau tak lihat apa aku sedang belajar sekarang” ujarku ketus.

“apa yang sedang kau pelajari?” tanya namja itu penasaran.

“kimia, sudahlah sebaiknya kau jangan menggangguku, kau mau tertular penyakitku, jika tak mau sebaiknya kau pergi menjauh dariku” ujarku sedikit menakutinya.

“memangnya aku bodoh apa, penyakit kelainan gen bukanlah penyakit yang menular jadi toh tidak ada salahnya aku duduk disini, lagi pula ini bukan milikmu ini milik sekolah, jadi kau tak berhak mengusirku” ujarnya sambil nyerocos panjang lebar membuatku sedikit sebal, tapi setidaknya ada satu orang yang mau menganggapku ada dan percaya kalau penyakit kelainan gen bukanlah penyakit yang menular.

“terserah kau saja, tapi pikirkanlah lagi supaya kau tidak menyesal” ujarku sambil terfokus dengan buku kimia yang sedari tadi kupegang.

“aku tidak akan menyesal, sepertinya kau yeoja yang asik untuk diganggu” ujarnya sambil tersenyum keras akupun memandangnya dengan lirikan tajamku sehingga membuatnya berhenti tertawa dan mulai terdiam untuk sesaat sebelum Donghae songsaenim mulai masuk ke kelas kami.

#############

“eomma, aku pulang” ujarku saat aku mulai masuk ke dalam rumahku, rasanya hari ini sangat melelahkan ingin sekali aku beristirahat ke kamarku saat ini.

“bagaimana sekolahmu chagi?” tanya eomma menghampiriku kemudian memelukku dan mengecup lembut keningku.

“seperti biasa eomma, kemana perginya appa?” tanya ku kepada eomma.

“appamu sedang pergi keluar sekarang, sepertinya appamu akan pulang malam” kata eomma kepadaku.

“arraseo, eomma aku pergi ke kamarku dulu” ujarku sambil membalikkan badan sambil berjalan masuk ke dalam kamarku.

“chagia, kau tidak lupa hari ini kau ada jadwal pemeriksaan, cepatlah mandi dan eomma akan mengantarkanmu ke rumah sakit” ujar eomma kepadaku mengingatkanku pada jadwalku yang memang seharusnya aku pemeriksaan hari ini, membuatku mendesahkan nafas panjang, Tuhan aku begitu capek dengan ini semua, tak bisakah aku hidup sebagai remaja normal lainnya.

“palli, nanti keburu malam chagi, cepatlah mandi dan bersiap-siap” ujar eomma membuyarkan lamunanku.

“arraseo eomma, aku mandi dulu” ujarku lalu masuk ke dalam kamarku dan mulai membuang tas ku asal ke sembarang tempat dan mulai mengambil handuk mandiku dan memasuki kamar mandi, setelah selesai mandi akupun segera berganti baju dan berdandan di depan cermin setelah kurasa siap aku segera turun ke lantai bawah dan mendapati eomma sedang menungguku, lalu kamipun mulai berangkat ke rumah sakit.

Jarak rumah sakit ke rumahku tidak terlalu jauh, mungkin membutuhkan waktu 15 menit dengan menggunakan mobil, entah kenapa aku terasa sangat malas ke rumah sakit hari ini, saat aku sedang asik melamun tiba-tiba hapeku berdering menandakan ada sms masuk, dan ternyata dari no min woo

Dari : mickeywoo

Apa yang sedang kau lakukan sekarang? Nanti malam bagaimana kalau kita keluar?

Dengan sigap akupun mulai membalas pesan minwoo

Untuk : mickeywoo

Aku sedang perjalanan ke rumah sakit sekarang, sekarang waktuku untuk pemeriksaan penyakitku, aku ingin sekali jalan denganmu, bagaimana kalau nanti malam setelah aku pulang dari rumah sakit.

Tak lama kemudian balasanpun datang, lalu aku mulai membuka pesan yang berasal dari minwoo tersebut,

Dari : mickeywoo

Baiklah, tepat jam 7 malam aku akan menjemputmu
Annyeong ^^

Balasan dari minwoo menyudahkan acara pesan kami, dan akhirnya aku dan eommapun sampai di rumah sakit, kamipun segera menemui dokter Choi Seung Hyun , dia adalah doketr yang selalu merawatku sejak kecil, dokter choi adalah dokter yang sangat baik dan ramah, selalu memberikan motivasi kepadaku agar aku tetap semangat hidup, dan berkat dukungan keluarga, dokter dan minwoo aku berusaha untuk tetap berjuang hidup.

“bagaimana keadaanmu yoon hae-ah?” tanya dokter choi kepadaku.

“sama seperti biasa uisa” ujarku malas.

“apakah masih sakit?” tanya dokter choi kepadaku.

“tentu saja uisa, Cuma sekarang sakitnya sudah tak sesering dulu” ujarku jujur, dokter choi tersenyum kemudian mengelus pelan rambutku, setelah itu dokter choi mulai memeriksa keadaanku.

Dan tak lama kemudian aku mulai pergi ke luar ruangan sedangkan eomma masih di dalam ruangan mendengarkan penjelasan dari dokter choi, aku hanya menunggu di luar, hal yang paling kuhindari sejujurnya adalah mendengarkan tentang penyakitku itu sendiri, sejujurnya aku begitu takut meninggalkan dunia ini, tapi apakah aku mempunyai pilihan, toh aku tak memiliki pilihan apapun.

Aku membuka hapeku kemudian mulai mengetik pesan untuk minwoo.

Untuk : mickeywoo

Bisakah kau menjemputku di rumah sakit sekarang? Aku sudah selesai,

Tak lama kemudian minwoo membalas pesan untukku.

Dari : mickeywoo
Arraseo, aku sudah di depan sekarang, keluarlah, kajja kita keluar ^^

Akupun segera memasukan handphone kedalam sakuku dan menyusul eomma untuk berpamitan kepadanya setelah itu dengan langkah setengah berlari aku keluar dari rumah sakit dan mulai mencari dimana letak mobil minwoo, saat aku melihat mobil merah dengan seorang namja yang tersenyum manis ke arahku, aku menghampirinya, namja itu tak lain tak bukan adalah minwoo.

“bagaimana kau bisa menjemputku disini, bukankah tadi kau bilang kau akan menjemputku di rumah?” tanyaku saat aku sudah berada di depannya.

“itu tidak penting sekarang, yang terpenting sekarang ayo kita pergi bersenang-senang” ujar minwoo kemudian mulai membukakan pintu mobil untukku dan akupun mulai masuk ke dalam mobil itu tak lama kemudian minwoopun mulai menyusulku masuk ke dalam mobil dan mulai memegang kendalinya, sejenak kami
hanya terdiam tanpa kata, sesekali minwoo memandangku, dan saat aku memandangnya diapun membuang pandangannya dariku, sebenarnya kenapa dengan dia? Hari ini dia terlihat sangat aneh sekali.

Kamipun terus asik dengan pikiran kami masing-masing hingga akhirnya kamipun telah sampai di tempat tujuan kita, kemanakah? Tentu saja ke mall, akupun mulai turun dari mobil diikuti minwoo disampingku, dan saat dia berjalan tiba-tiba dia memegang tanganku, dan kenapa ini? Kenapa pipiku terasa panas, dia memegang tanganku erat sampai kami tiba di salah satu restoran china yang ada di mall tersebut kamipun mulai memesan makanan kami, karena duduk kami yang berhadapan membuatku terpaksa menatap minwoo dengan tatapan elangnya yang selalu menatapku.

“minwoo-ya, kenapa kau memandangku seperti itu?” tanyaku membuka percakapan diantara kami.

“karena aku menyukaimu” ujarnya tanpa basa basi membuatku sedikit terkejut.

“mwoya? Apa yang kau katakan? Apakah kau sedang ngelantur” ujarku tidak percaya.

“anio , untuk apa aku membohongimu, aku bilang aku menyukaimu, dan aku memang menyukaimu sejak kita masih kecil” ujarnya mantap.

“hya minwoo-ya , apa yang kau bicarakan, kau masih saja hobi mengerjai orang ya” ujarku kepadanya.

“ani aku hanya ingin berkata jujur kepadamu sebelum aku meninggalkanmu” ujar minwoo dengan tatapan mata sedih.

“meninggalkanku? Kau ingin meninggalkanku minwoo-ya?” tanyaku kepadanya.

“ne yoon hae-ah, mianhe, aku rasa semua ini terlalu cepat, tapi appa mengirimku untuk sekolah di luar negeri menyusul eommaku, padahal aku belum lulus sekolah” ujar minwoo dngan menunduk.

“gwencana minwoo-ya, aku bisa mengerti” ujarku sambil menahan air mataku.

“uljima, aku pasti akan pulang secepat mungkin , aku tidak akan lama disana, aku akan pulang untuk menemuimu” ujarnya kepadaku, akupun menggeleng cepat.

“gwencana, kau nikmatilah hidupmu disana, aku tak ingin mengganggu dan menjadi beban bagimu, selesaikanlah dulu pendidikanmu, jika kau sudah selesai barulah kau kembali ke Korea, aku akan selalu menunggumu minwoo-ya” ujarku kepadanya.

“ne, jikalau aku pulang nanti aku janji aku akan melamarmu dan menjadikanmu istriku” ujarnya mantap kepadaku.

“benarkah kau ingin mempunyai istri yang penyakitan seperti diriku?” ujarku ragu kepadanya.

“tentu saja, aku memang mencintaimu, dan tak perlu diragukan lagi” ujarnya mantap membuatku salah tingkah, dan apa yang terjadi kenapa jantungku tiba-tiba berdegup lebih kencang dari pada biasanya, namun dilain sisi aku merasa sangat sedih menghadapi kenyataan bahwa aku harus berpisah dengan minwoo, berpisah dengan namja yang selalu ada disisiku setiap hari, apakah aku bisa menjalani hidupku tanpa dia.

#############

Minwoo POV

Hari ini aku memutuskan untuk memberi tahu semuanya kepada yoon hae, memberi tau bahwa aku akan segera ke Australia, memberi tahu bahwa sebenarnya dan selama ini aku sangat mencintainya, dan memberi tahu bahwa aku akan melamarnya seusai aku menyelesaikan kuliahku.
Sebenarnya aku sangat sedih harus berpisah dengan yoon hae, tapi aku harus melakukan semua ini, aku juga ingin menuntut cita-citaku menjadi seorang seniman yang handal jadi aku harus melakukan semuanya ini.
Yoon hae-ah tetaplah menungguku, aku berjanji akan menjadikanmu istriku nantinya, jeongmall saranghaeyo.

#############

Hari hari yang kulalui sekarang mendadak menjadi sunyi, kenapa ? tentu saja setelah kepergian minwoo, membuat hatiku merasa tidak tenang, aku merindukannya, aku sangat merindukannya, aku merindukan senyumannya, aku merindukan candaanya, aku merindukan semua yang ada dalam dirinya, namun keberadaan kami sekarang harus dipisahkan oleh benua dan jarak yang terbentang diantara kami.
Hari ini tepat setelah dua bulan kepergian minwoo ke Australia, sudah 2 bulan minwoo meninggalkanku namun aku masih saja belum terbiasa tanpa  kehadirannya, namun disatu sisi aku mulai terbiasa dengan kehadiran youngmin disisiku, namja itu memang tak selalu baik kepadaku, tak jarang dia selalu menggangguku dan mengusiliku, namun setidaknya dia baik dia mau berteman denganku  saat aku tak mempunyai teman seperti saat ini, saat aku tengah melamun tiba-tiba hapeku berdering.

Dari : pabo youngmin

Kau dimana? Masih di rumah kan? Aku akan menjemputmu sekarang
JANGAN BERANGKAT DAHULU ! Arraseo

Sms darinya kontan membuatku tertawa, selalu saja seperti itu, selalu saja memaksakan kehendak orang, namun dia sangat baik, dia mau berteman denganku, dan jujur saja karena kebaikan nya kepadaku, sekarang aku mulai membuka hati kepadanya, bahkan aku tak tau apakah aku masih sepenuhnya menunggu minwoo atau tidak, ataukah justru yang kutunggu adalah youngmin, ahh molla aku tak mau terlalu serius memikirkan hal itu, saat aku sedang asik berfikir tiba-tiba bunyi klakson sepeda motor berbunyi dengan keras dan aku melihat youngmin sedang menungguku lalu akupun mulai keluar dan menyusul
young min yang kemudian mulai menyerahkan helmnya padaku, lalu akupun mulai naik ke motornya dan kami melesat di jalan hingga tak lama kemudian kami telah sampai di sekolah.

Saat aku sedang akan berjalan meninggalkan dia, tiba-tiba youngmin menarik tanganku dan membalikan posisiku untuk menghadap ke arahnya.

“apakah kau akan membawa helm ini ke kelas?” tanyanya kepadaku, akupun tersenyum lebar dan mulai membuka helm yang kukenakan dan kemudian kuberikan helm itu kepadanya.

“mianhe” uujarku sambil nyengir kuda.

“baiklah ayo kita masuk, “ ujar young min lalu mulai menjajari langkahku dan berjalan disampingku, aku merasakan banyaknya tatapan mata yang sedang memperhatikan kami, dan sedang bibir sang empunya tatapan mata itu sedang asiknya membicarakan tentang kami, aku sungguh tak kuat ingin rasanya aku berlari sekuat tenaga mengindari tatapan mata yangs seolah membunuhku ini, young min yang seolah mengetahui keadaanku ini akhirnya dia memegang tanganku seolah memberikan kekuatan kepadaku, akupun tersenyum entah bagaimana bisa aku tersenyum dan mulai mengangkat kepalaku melawan beratus-ratus pasangan mata yang sedang memperhatikan kami, youngmin pun tersenyum melihatku, hingga akhirnya kamipun mulai sampai di kelas kami , dan akupun mulai duduk dibangkuku disusul dengan youngmin disampingku.

“gumawo” ujarku tulus.

“untuk apa?” tanyanya heran kepadaku, akupunn memandangnya tajam dan diapun mulai tertawa melihat tingkahku.

“kamu benar-benar polos dan manis, aku menyukai setiap ekspresimu itu” ujarnya sambil tertawa terbahak-bahak dan justru membuatku mematung, apa yang dia katakan sebelumnya? Dia menyukaiku, ahh mgkn aku hanya salah dengar.

“kau sudah sarapan yoon hae-ah?” tanyanya saat sadar aku tak menanggapi perkataannya tadi.

“belum, aku lupa makan sejak kemarin” ujarku jujur, aku memang lupa makan sejak kemarin, entah kenapa aku menjadi tak nafsu makan sejak kemarin, hingga aku lupa untuk sarapan pagi ini, padahal aku sangat diharuskan dan diwajibkan sarapan oleh dokter choi.

“kau mau ke kantin dulu, kita makan dahulu, bel masuk masih lama” ujarnya kepadaku kemudian aku mengangguk dan mulai bangkit dari posisi dudukku,dan ada apa ini, kenapa tiba-tiba aku berasa seperti berputar-putar dan aku rasa keadaan di sekelilingku mulai gelap hingga akhirnya aku tak sadarkan diri.

##############

Young min POV

Aku memandang yoon hae hari ini entah mengapa dia terlihat sangat pucat, wajah cantiknya terlihat sangat pucat saat ini, ada apa dengannya, apakah ada yang salah dengannya, hingga akhirnya aku menanyakan apakah dia sudah sarapan, dan dia menjawab dia lupa makan sejak kamarin, bagaimana dia bisa lupa makan? Bukankah makan adalah hal pokok yang harus dilakukan oleh manusia, terlebih pagi seperti ini dia pasti harus membutuhkan asupan makanan untuk menjalankan aktifitasnya.

Lalu akupun mulai mengajaknya ke kantin, dia pun menyetujui ajakanku, namun saat aku mulai berjalan, aku mendengar sesuatu yang terbentur ditembok, dan saat aku menoleh kee belakang aku mendapati yoon hae sedang tak sadarkan diri disana, maka dengan langkah sedikit berlari akupun mulai mendatangi yoon hae, dia terlihat sangat lemah dan pucat hingga akhirnya aku menggendongnya menuju ke arah uks, semua orang memandang kami, itu bukan hal yang penting bagiku, yang terpenting adalah yoon hae segera sadarkan diri.

Untungnya ruang uks terletak tak jauh dari ruang kelas kami, aku pun segera memanggil dokter jaga untuk memeriksa keadaan yoon hae, saat dokter jaga sudah memastikan keadaan aman akupun segera menghampiri yoon hae, aku memandangnya yang sedang tertidur, entah kenapa jantungku berdebar tak karuan, jujur saja aku takut sesuatu yang buruk akan menimpa yeoja ini, dan kenapa aku menjadi takut seperti ini, kenapa aku menjadi sangat peduli kepadanya, apakah aku menyukainya?

Aku tak memungkiri aku memang menyukai yoon hae, dia gadis yang polos dan penuh dengan seribu pesona yang mampu membuatku terpikat kepadanya, aku sudah berusaha untuk menghilangkan perasaan ini, namun nampaknya aku tak bisa keluguan yang tepancar di wajahnnya membuatku semakin menyukainya.

Dongsaengku mengatakan agar aku tak terlalu dekat kepada yoon hae, dia takut kalau aku menyukainya, dan dia hanya takut kalau aku hanya akan sedih saat aku ditinggalkan oleh yoon hae selama-lamanya, namun aku tak bisa semakin aku berusaha menghindari rasa cinta itu, perasaan ini justru semakin kuat kepadanya, akupun mulai duduk dikursi yang terletak disebelah kiri tempat tidur, dan akupun mulai memegang tangannya yang halus.
Hingga akhirnya aku tak sadar aku mulai terbawa ke alam mimpi bersama dengannya.

###############

Lee Jeun Na ( Lee Yoon Hae mother) POV

“apa yang dokter choi katakan, apakah dokter serius?” tanyaku tak percaya .

“ne, mianhamnida, tapi aku hanya ingin mengatakan yang sebenarnya, kelainan gen di dalam tubuh yoon hae telah menyebar hingga ke seluruh tubuh, sistem imunnya tak mampu untuk menahan gen yang jahat itu, dan itu akan membuat yoon hae semakin lemah dan cepat capek” ujar dokter choi membuatku
tertegun, hingga air mata mulai menetes dipipiku.

“uisa, apakah kau belum menemukan obat untuk penyakit ini?” tanyaku disela tangisku, dokter choi kemudian memegang pundakku pelan.

“mianhamnida, sampai sekarangpun kami belum menemukan obat bagi penyakit ini, kau harus merawat yoon hae sebaik mungkin” ujar dokter choi kemudian mulai pergi meninggalkanku.

Ya Tuhan sejahat inikah Kau kepada anakku, berikanlah dia hidup, biarkan dia merasakan hidup normal seperti remaja yang lainnya, namun sekarang apa yang terjadi anakku satu-satunya justru menderita penyakit kelainan gen,  yang sampai sekarang masih belum diketemukan obatnya, othoke? Aku memang seorang ibu yang payah, seandainya aku bisa menggantikan posisi yoon hae.

Aku terus menerus larut dalam tangisku.

###########

Yoon Hae POV

Aku membuka pelan mataku, aku mererjabkan mataku dan berusaha untuk menyadari sedang dimanakah aku saat ini, aku memandang disekelilingku hingga akhirnya aku menemukan sesosok namja berambut pirang tengah tertidur disampingku sambil memegang tangan kiriku, namja itu tak lain tak bukan adalah young min , dan saat aku menarik tangan kiriku tiba-tiba youngmin terbangun.

“gwencana? Bagaimana keadaanmu, apakah kau sudah merasa baikan sekarang?” tanyanya kepadaku, aku mengangguk sambil tersenyum simpul.

“sebentar aku belikan kau sarapan dulu, kau tunggulah disini, jangan kemana-mana, arraseo” ujarnya kepadaku sambil tersenyum kepadaku, lalu mulai meninggalkanku.

“youngmin-ahh, jeongmall gumawoyo” kataku kepadanya, dia tersenyum kepadaku sambil mengangguk pelan kemudian mulai meninggalkan aku dan berlari ke arah kantin.

Jeongmall gumawoyo youngmin-ah, mungkin kau adalah pengganti minwoo bagiku, kau amat sangat baik kepadaku smaa seperti minwoo kepadaku.

###########

Youngmin POV

Aku memberikan beberapa kue dan minuman di kantin, hingga aku bertemu grup boyfriend disana termasuk adik kembarku, mereka memanggilku dengan berat langkah akupun mulai menghampiri mereka dan duduk disebelah adik kembarku.

“hyung, apa kau sedang membolos pelajaran sekarang?” tanya jo kwang min adik kembarku kepadaku.

“ne kwangmin-ah, kenapa kau membolos juga”tanyaku kepadanya.

“aku sedang malas mendengarkan pelajaran hyung” ujarnya jujur.

“hya youngmin-ah, kudengar tadi kau berangkat bersama yoonhae-ah, dan kau memegang tangannya saat di koridor, juga saat yoon hae pingsan tadi kau yang menggendongnya di UKS, apakah itu benar” tanya jeongmin hyung kepadaku.

“ne itu benar hyung” ujarku kepada mereka semua.

“hya youngmin-ah, apa yang sedang kau pikirkan sekarang, apakah kau tidak tau kalau yeoja itu sedang sakit sekarang, kau pasti tau kan kalau dia mengidap penyakit serius jadi sebaiknya kau hindari dia sebelum kau benar-benar jatuh cinta kepadanya”ujar donghyun hyung kepadaku, akupun menggeleng cepat.

“anio hyung, aku tidak akan melakukan semua itu, aku sadar sekarang aku sudah sangat menyukainya dan aku tak rela jika aku harus pergi meninggalkan dia,tenang saja hyung aku akan menjaganya sebaik mungkin” ujarku sambil berdiri tiba-tiba saudara kembarku memegang tanganku.

“hyung yakin? Kalau yakin lakukanlah sesuai dengan keinginan hyung”ujar kwangmin dengan bijaknya kepadaku aku mengangguk kemudian mulai meninggalkan mereka menuju ke ruang UKS, aku melihat yoon hae sedang asiknya memandang kesekelilingnya.

“ini makanlah” ujarku sambil menyerahkan roti dan air minum kepadanya.

“gumawo youngmin-ah” katanya sambil tersenyum ke arahku , membuat jantungku sedikit berdebar.

“cheonma, makanlah” ujarku kepadanya.

Aku berjanji dalam diriku sendiri, aku akan selalu menjaga yoon hae, aku tak peduli dengan yang semua orang katakan , aku sangat mencintai yoon hae, aku tau dia adalah gadis yang sedang mengidap penyakit yang sangat parah, namun aku tak peduli, yang terpenting bagiku adalah bisa selalu berada disisinya.

###############

Hari demi hari terus berganti sudah 4 bulan sejak kepergian minwoo, namun dia sama sekali tak memberiku kabar, baik lewat telefon ataupun email, padahal aku sangat menantikan kabar darinya, mungkin dia disana sedang sibuk, namun disisi lain aku sangat senang youngmin sekarang telah menjadi young min yang berbeda, youngmin telah menjadi pribadi yang sangat baik dan sangat dewasa, serta tentunya dia selalu berada disisiku dan menjagaku, keberadaannya benar-benar membuatku merasa bahagia, aku menjadi tidak kesepian lagi setelah ditinggal pergi oleh minwoo, masalaah perasaan sejujurnya aku sangat menyukai youngmin, setiap hari aku selalu bertambah menyukainya, tapi apakah youngmin menyukaiku seperti aku menyukainya, saat aku tengah asik
memikirkannya tiba-tiba hapeku berdering.

Dari : Youngmin ^^

Apa yang sedang kau lakukan sekarang? Ayoo kita keluar, setengah jam lagi aku akan menjemputmu di rumahmu? Arraseo

Dengan cepat akupun mulai membalas pesan dari youngmin tersebut

Untuk : youngmin ^^

Arraseo, kutunggu kau jangan lama-lama ^^

Saat aku tengah bahagia membalas pesan dari youngmin tiba-tiba saja kepalaku menjadi berputar dan sekelilingku menjadi gelap, hingga aku tak sadarkan diri untuk beberapa saat.

“chagia, bangunlah” kata eomma kepadaku, akupun mulai membuka mataku pelan, dan mencoba untuk bangun dari posisi tidurku.

“youngmin sudah datang eomma?” tanyaku kepadanya, eomma menggeleng.

“baiklah eomma aku ingin pergi dengan youngmin dulu, aku pergi eomma” kataku lalu mulai mengambil tasku dan keluar dari rumah disana aku mendapati seorang namja tengah menunggu di depan mobil hitamnya sambil tersenyum kepadaku, akupun mulai menghampiri namja itu dan tersenyum ke arahnya.

“maaf telah menunggu” ujarku sambil tersenyum dan sedikit menunduk kepadanya.

“gwencana, kajja kita berangkat, nanti keburu malam” ujarnya lalu mulai membukakakn pintu mobilnya untukku tak lama kemudian diapun mulai menyusulku masuk ke dalam mobil, sepanjang perjalanan youngmin hanya terdiam dan berfokus pada kemudinya, tidak biasanya youngmin begitu, biasanya kan dia selalu cerewet, hingga tak lama kemudian kamipun sampai di Heaven Cafe, kamipun mulai masuk ke dalamnya dan duduk disalah satu kursi yang saling berhadapan dan menghadap ke arah jendela, youngmin pun mulai memesan makanan kami, sementara aku asik memenadang ke arah luar, youngmin ternyata juga asik memandang ke arahku, hingga akhirnya dia memegang tangan kiriku, membuatku terpaksa menatapnya, ya Tuhan perasaan apa ini, kenapa tiba-tiba pipiku memerah.

“Yoon hae-ah, ada yang ingin kukatakan kepadamu” ujarnya kepadaku.

“ne, apa yang ingin kau katakan young-ah” ujarku sambil menunduk karena malu, aduh kenapa pipiku berubah menjadi kepiting rebus seperti ini.

“saranghae yoonhae-ah, maukah kau menjadi pendamping hidupku” ujarnya sukses membuatku terngangga , apa yang diakatakan tadi? Dia mencintaiku? Apakah itu benar?

“young-ah, kau tau kan aku menderita penyakit kelainan gen, dan aku rasa hidupku di dunia ini tak akan lama lagi” ujarku putus asa.

“aku tau, tetapi aku tak peduli, aku hanya ingin bersamamu dan mendampingimu baik disaat sedih maupun senang, aku hanya ingin melihat senyum indahmu, aku benar-benar mencintaimu” ujarnya panjang lebar dan sukses membuatku membisu untuk persekian menit.

“kenapa kau membisu? Maukah kau menjadi pendamping hidupku?” tanya youngmin kepadaku sambil menatap lurus-lurus ke arah mataku.

“ne, tentu saja aku mau menjadi yeojamu” ujarku sambil malu-malu, hingga akhirnya youngmin mengeluarkan sesuatu dari saku jasnya, sepasang cincin, dia memakaikan cincin yang ukurannya lebih kecil kepadaku, dan kemudian aku memakaikan cincin yang ukurannya lebih besar kepadanya.

Tuhan terima kasih kau telah kirimkan pengganti yang terbaik, pengganti yang bisa mengisi hatiku dan menyejukkan hatiku dengan semua hal yang telah dilakukannya kepadaku, jeongmall saranghae youngmin-ah.

############

Youngmin POV

Aku bahagia sangat bahagia karena aku sudah menjadi namjachingumu, aku berjanji dalam hatiku sendiri aku akan selalu menjagamu, aku tak akan pernah membiarkan kau kesusahan yoon hae, apa kau tau bagaimana perasaan ku saat ini, aku sangat senang bahkan terlampau senang ternyata kau memiliki perasaan yang sama kepadaku.

Aku tak peduli dengan apa yang orang katakan kepadamu, aku hanya ingin kau tau aku akan selalu mencintaimu dan aku akan selalu menjagamu.

############

Yoon Hae POV

Sudah tiga aku bulan aku menjalin hubungan asmara dengan youngmin, berkat dengannya aku bisa merasakan indahnya jatuh cinta, semakin lama aku merasa semakin mencintainya, dan semakin lama aku juga merasa takut, aku takut jikalah kami harus terpisahkan di dua dunia yang berbeda, aku akui semakin hari kondisiku semakin lemat, nampaknya kelainan gen ini sudah benar-benar merasuk ke seluruh tubuhku.

Membuatku semakin lemah dan lesu, hingga pada puncaknya hari ini, aku merasakan sakit luar biasa, sudah dua hari ini aku tak masuk sekolah, dan sudah dua hari pula aku menghindari youngmin, aku menonaktifkan hapeku, dan selalu saja meenghindar saat dia datang ke rumah, mianhe  youngmin-ah, aku tau kau begitu menghawatirkanku, tapi aku harus melakukan ini, aku rasa hidupku di dunia ini tak tersisa lama lagi.

Tuhan aku benar-benar merasakan sakit saat ini, aku sudah tak kuat lagi menjalani hidup seperti ini, setiap hari harus tersiksa oleh penyakitku sendiri , apakah itu tandanya tak lama lagi aku akan meninggalkan dunia ini,

###############

Youngmin POV

Sudah seminggu ini yoon hae tidak masuk kesekolah, dia menghilang tanpa kabar, hapenya terus saja tidak aktif dan saat aku datang ke rumahnya, mereka beralasan kalau yoon hae sedang pergi ke luar negeri, namun entah mengapa hatiku merasakan kalau yoon hae masih berada diSeoul, aku begitu khawatir sehingga sepulang sekolah aku pasti datang ke rumahnya, namun Yoon hae tetap saja menghindariku, bahkan dia tak memberiku kabar apapun, apakah dia tega berbuat seperti itu kepada namjachingunya sendiri, dan entah mengapa hari ini perasaanku menjadi sangat tidak enak, aku merasakan ada yang aneh dengan tubuh dan hatiku sendiri, seolah timbul niat dari hati aku ingin sekali bertemu dengan yoon hae, aku ingin mengetahui keberadaannya.

Hingga kuputuskan untuk membolos sekolah dan mulai mengemudikan mobilku menuju ke rumah Yoon Hae, dan apa ini kenapa rumah Yoon hae ramai sekali dan semua nya penuh dengan orang berpakaian hitam-hitam, apa yang terjadi? Hingga aku memasuki halaman pelatarannya, aku melihat foto yoon hae sedang tersenyum terpajang di atas peti mati seseorang, aku menghampiri foto itu dan aku melihat yoon hae seperti sedang tertidur disitu, tiba-tiba saja air mataku mengalir sangat deras.

“Yoon hae-ah, bangunlah” ujarku kepadanya, namun dia sama sekali tak merespon, membuatku menangis lagi.

“Yoon hae, jeball irona” ujarku dengan kepalaku sedikit tertunduk ke arah peti sambil terus menangis tanpa henti.

“sabarlah nak, ahjuma juga sangat sedih kehilangannya, dia putriku satu-satunya” ujar Lee ajuma kepadaku, namun tetap saja tak bisa menghentikan tangisku, begitu berat kehilangan orang yang sangat berarti bagi hidup kita.

“dia cinta pertamaku ahjuma, dia membuatku jatuh cinta disaat aku tak yakin bisa mencintai seorang yeoja, dia adalah malaikatku, dan sekarang jika malaikatku pergi meninggalkanku , apa yang harus aku lakukan untuk bertahan hidup” ujarku putus asa, dan ajuhma lee tiba-tiba memelukku.

“Yoon hae tak salah memilihmu sebagai namja chingunya, kau adalah orang yang sangat baik dan bertanggung jawab, sekarang ikhlaskan dia pergi, ajuma yakin dia sudah bahagia disana” ujar lee ajuma kepadaku, aku hanya bisa mengangguk dan menangis semakin menjadi dalam pelukkannya.

Untuk pertama kalinya dalam hidupku aku merasa sangat sedih, aku merasa sangat sedih berpisah dengan seseorang yang sangat aku sayang, aku merasa sedih berpisah dengan pujaan hatiku , tapi aku harus tetap menghiklaskan kepergiannya.

Yoon hae-ah semoga  kau bahagia dan aku akan selalu mendoakanmu disini.

“baiklah , mari kita makamkan yoon hae” ujar ajuma lee kepadaku.

Lalu kamipun mulai memakamkan yoon hae, please don’t leave me yoon hae-ah, namun sepertinya permohonanku sia-sia, kau telah bahagia disana, dan aku akan selalu mendoakan yang terbaik bagimu, walaupun aku tak sepenuhnya bisa menghiklaskan kepergianku, aku hanya berharap kau bahagia disana, walaupun aku tak tau bagaimana aku bisa menghiklaskan kepergianmu, semoga aku bisa menemukan angel sepertimu, walaupun bagiku hal itu sangat susah untuk terjadi.

##############

Youngmin POV

2 tahun kemudian.

Aku mengunjungi makam yoon hae-ah, entah mengapa aku masih belum bisa menggantikan posisi yoon hae, bagiku dia adalah cinta pertama yang sangat berarti bagiku, dia membuatku merasa jatuh cinta waluapun aku tau akhirnya aku akan ditinggalkan olehnya bahkan untuk selama-lamanya.

“hyung, sudahlah jangan terlalu berlarut-larut , kau harus terus bersemangat menjalani harimu” ujar dongsaeng kembarku kepadaku.

“arraseo, aku harus mengiklaskan kepergiannya ,walaupun terasa sangat berat, namun setidaknya aku punya kau kwang, dan aku masih punya appa dan eomma, aku yakin aku akan mendapatkan penggantinya” kataku berusaha menghibur diriku,

“ne hyung, aku akan selalu bersamamu, kau jangan kuatir, ayo sebaiknya kita pulang hyung, hari akan segera larut” ujarku lalu mengangguk dan mulai pergi meninggalkan makam yoon hae.

Yoon hae-ah, apakah kau tak mendengar perkataan dan permohonanku, please don’t leave me, namun sampai kapanpun hal itu tidak akan terkabul.
Aku hanya bisa berdoa untukmu, semoga kau bahagia disana, doakan juga untuk kebahagiaanku disini, jangan pernah lupakan aku.

Terkadang cinta adalah sesuatu yang sangat sakit dan menusuk, namun sesakit apapun itu cinta harus diperlukan suatu pengorbanan, aku akan mengorbankanmu yoon hae-ah, aku tau cinta tak harus memiliki dan aku akan selalu mencintaimu walaupun kita terpisah oleh dunia yang berbeda.
Saranghae

Minwoo POV

Ingin sekali aku kembali ke Seoul, kembali untuk menemui Yoon hae bahkan untuk terakhir kalinya, aku sangat terkejut yoon hae telah meninggalkan dunia ini untuk selama-lamanya, bahkan sebelum aku melamarnya untuk menjadi istriku.
Aku merasa amat sangat sedih namun apa dayaku mungkin semua ini telah menjadi kehendak Tuhan.
Aku hanya berharap kau akan sellu bahagia disana,tetaplah meningatku.
Karena aku akan selalu mengingatmu,dan kau tak kan pernah terhapus di hatiku.

Saranghae Yoon Hae-ah

END


Tidak ada komentar:

Posting Komentar